Pixel Codejatimnow.com

Warga Eksodus, Polisi & TNI Turun di 'Kampung Kiamat' Ponorogo

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Mita Kusuma
Pertemuan dengan warga Desa Watubonang Ponorogo
Pertemuan dengan warga Desa Watubonang Ponorogo

jatimnow.com - Doktrin kiamat yang menyebar di Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo dan membuat 52 warga eksodus ke Malang. Polres Ponorogo dan Kodim 0802 turun tangan.

Dandim 0802 Ponorogo, Letkol Inf Made Sandy Agusto mengatakan pihaknya melakukan penggalian informasi ke Desa Watubonang.

Sebelumnya, Camat Kasembon Hendra Trijahjono membenarkan jika warga Ponorogo datang ke pondok pesantren milik Gus Muhammad Romli, Miftahul Falahil Mubtadiin di Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kabupaten Malang.

"Sebenarnya kalau ajarannya di Malang tidak masalah. Tapi kalau yang di Watubonang masih kita dalami," katanya kepada jatimnow.com, Kamis (14/3/2019).

Informasinya Ponpes Miftahul Falahil Mubtadiin menyebarkan bahwa kiamat dan huru-hara akan datang setelah bulan ramadan, termasuk kabar kalau terjadi paceklik selama 3 tahun mulai 2019-2021.

"Sehingga terjadi peningkatan jamaah biasa setiap tahun jelang bulan Ramadan," terang Hendra di Polres Batu, Rabu (13/3).

Letkol Inf Made Sandy Agusto melanjutkan, saat dilakukan pengecekan di Desa Watubonang memang benar ada 16 KK atau 52 warga yang pindah ke Malang. Bahkan ada siswa yang terpaksa tidak masuk sekolah.

"Saya masih minta tolong juga ke Kodim Malang untuk memastikan 52 warga Ponorogo di Malang tidak kurang satu apapun," kata Letkol Inf Made.

Ia juga berupaya agar ratusan jamaah lain yang masih bertahan di Ponorogo tidak ikut eksodus ke Malang. Ia berharap agar tidak ada lagi yang menjual aset kembali.

Baca juga:
Video: Warga Terdoktrin Kiamat Nyoblos Pemilu di Ponorogo

"Kan secara logika kurang pas. Kalau memang ada, saya sudah minta tolong pemerintah desa untuk mengulurnya," terangnya.

Kapolres Ponorogo, AKBP Radiant juga cawe-cawe ke Desa Watubonang. Dari hasil penyelidikan yang didapatkan, ajaran dari Malang kebanyakan tidak menyimpang.

"Saya juga sudah koordinasi dengan Kapolres Malang. Bahwa ada beberapa ajaran yang diplintir di Ponorogo," jelasnya.

Pasalnya, beberapa jamaah yang ditemui polisi mengatakan bahwa KT, pimpinan Padepokan Gunung Pengging, memberikan beberapa doktrin. Termasuk ada isu kiamat, menjual foto kiai dan pedang.

Warga yang mengaji di padepokan tersebut diajarkan oleh KT yang usai pulang dari Ponpes Miftahul Falahil.

Baca juga:
Nyoblos Pemilu, Warga Ponorogo yang Terdoktrin Kiamat Pulang Kampung

Untuk jadwal pengajian di padepokan yaitu setiap Selasa malam dan Hari Jumat malam.

"Ya kalau kami agar tidak percaya dengan ajaran sesat tersebut. Tapi mungkin dari kiai di Ponorogo yang menyimpang. Yang inisialnya KT," pungkas AKBP Radiant.