Pixel Codejatimnow.com

Mengenang 18 Tahun Kepergian Legenda Persebaya, ini Kata Sahabatnya

Mural di Jalan Mayjend Sungkono, Surabaya
Mural di Jalan Mayjend Sungkono, Surabaya

jatimnow.com - Hari ini tepat 18 tahun mengenang kepergian sosok pemain legenda Persebaya Surabaya, Eri Irianto. Eri merupakan kelahiran Sidoarjo, 12 Januari 1974 dan wafat tepat pada 3 April.

Eri mengawali karirnya di Petrokimia Putra. Sempat bergabung dengan klub Malaysia Kuala Lumpur FA, Eri kemudian memperkuat Persebaya Surabaya yang sempat dibawanya menjadi runner-up Liga Indonesia 1998/1999.

Eri tercatat sepuluh kali tampil pada posisi gelandang bersama Tim nasional Indonesia.

Aly Mashuda, teman akrab Eri mengatakan bahwa sosok Eri adalah teman yang enak diajak mengobrol dan saling bertukar pendapat baik itu tentang sepak bola atau yang lainnya. Dia sosok yang pengertian dan memiliki solidaritas yang tinggi.

"Eri itu enak diajak ngomong di luar, sharing tentang bola juga enak, pengertian sama teman dan solidaritasnya tinggi," kata Ali saat ditemui jatimnow.com, Selasa (3/4/2018).

Menurut Ali sampai saat ini belum menemukan sosok seperti Eri.

"Dia punya tendangan MasyaAllah, kenceng banget," ujar Ali Kapten Persebaya Musim 1994-1995

Baca juga:
Persebaya Siap Tempur Melawan Persib Walau Tanpa 3 Pemain Andalan

Febri, salah satu bonek mengatakan sosok Eri juga merupakan legenda abadi Persebaya. Pemain tengah yang lugas dan punya ciri khas tendangan yang keras dan tidak dipunyai semua pemain.

"Dulu pernah ada pemain pakai nomor punggung almarhum di kritik sak piro bantere tendanganmu kok wani nggae nomore almarhum. Beliau meninggal waktu masih berstatus pemain Persebaya dan untuk penghormatan kepada beliau mess pemain yang di belakang Gelora 10 November diberi nama Mess Irianto. Kami rindu sosok Eri di Persebaya," ujar Febri.

Selain itu Ali juga mengaku menyesal saat sebelum kepergian sosok Eri Irianto. Saat ia pernah diajak jalan oleh Eri ia menolak ajakannya, selang 3 hari ternyata Eri meninggalkan dirinya untuk selamanya.

"Pernah kejadian yang saya ingat dia mau meninggal kurang 3 hari dia mengajak jalan, saya menolak, nah saya waktu itu menyesal. Makanya kalau saya lewat mess, liat jerseynya yang dipajang dengan No 19 itu, saya merinding dia ngerasa ada di sebelah saya. Pernah saat 40 harinya, saya mimpi diajak jalan lagi sama Eri," tutup Ali.

Baca juga:
Mas Dhito Kirim Sinyal Aktivitas Persik Kediri di Bursa Transfer, Siap Tambah Amunisi Baru

Reporter: Arry Saputra

Editor: Erwin Yohanes