jatimnow.com - Tanah longsor di Kabupaten Blitar mengalami peningkatan dibanding tahun 2018 lalu. Sepanjang Januari-Februari 2019, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat sebanyak 43 kali bencana ini terjadi.
"Bulan Januari 2018 ada 13 kejadian longsor, sedangkan 2019 ada 18 kejadian. Untuk Bulan Februari juga meningkat. Tahun 2018 ada 9 kejadian, sedangkan tahun ini ada 15 kejadian," ungkap Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Heru Irawan, Senin (18/03/2019).
Heru menyebut, kecamatan dengan kondisi geografis berupa perbukitan seperti di Gandusari, Doko, Selorejo dan Kesamben menjadi wilayah dengan zona merah longsor.
Dijelaskannya, potensi kerawanan hampir seluruhnya berada di wilayah subur dengan kontur tanah gembur yang cocok untuk bertani. Selain itu, pembuangan limbah peternakan sembarangan juga menjadi faktor penambah kejadian bencana longsor.
Baca juga:
Potensi Longsor Tinggi, PVMBG dan BPBD Ponorogo Pasang LEWS
"Limbah kotoran sapi misalnya. Itu dia kan meresap ke tanah dan membuat tanah jadi subur kan? Tapi di sisi lain tanah gembur ini menjadi mudah longsor. Kejadian di Kecamatan Panggungrejo dulu demikian, jadi urine sapi yang meresap ke tanah membuat longsor di sekitarnya," beber Heru.
Ia menambahkan, pemerintah gencar melakukan sejumlah kegiatan mitigasi bencana longsor di wilayah zona merah. Meski diakui Heru, keterbatasan anggaran membuat kegiatan penanggulangan bencana masih minim.
Baca juga:
Bencana Hidrometeorologi Mengancam Seluruh Wilayah, Warga Jatim Diminta Waspada
"Kita upayakan untuk mitigasi. Bahkan rencananya ke depan kami membuat kelompok yang nantinya akan bertanggungjawab mengedukasi masyarakat desa tentang pencegahan bencana. Rencananya satu desa satu orang," tutup Heru.
URL : https://jatimnow.com/baca-13625-43-bencana-longsor-terjadi-awal-tahun-2019-di-blitar