Pixel Codejatimnow.com

Preman Pemeras Sopir Angkutan Barang di Margomulyo Surabaya Diciduk

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito
 Kapolsek Tandes, Kompol Kusminto menunjukkan sang preman dan barang bukti pemerasannya
Kapolsek Tandes, Kompol Kusminto menunjukkan sang preman dan barang bukti pemerasannya

jatimnow.com - Seorang preman yang kerap memeras sejumlah sopir angkutan barang di Bundaran Karangpoh-Margomulyo, Tandes Surabaya diciduk polisi. Itu setelah satu sopir yang diperas sang preman melapor ke polisi.

Preman bertubuh kurus itu bernama Riduan (41) warga asal Poh Jejer, Sidoarjo. Dia ditangkap Unit Reskrim Polsek Tandes setelah menerima laporan dari Faris Julianto, sopir mobil pengangkut ayam potong.

"Kami sergap pelaku saat duduk-duduk di pinggir jalan di Bundaran Karangpoh saat mencari mangsa lainnya," terang Kapolsek Tandes, Kompol Kusminto, Rabu (20/3/2019).

Dalam pemeriksaan terungkap bahwa saat itu, korban Faris yang tengah mengakut ayam potong menggunakan mobil tiba-tiba dihadang sang preman di Budaran Karang Poh-Margomulyo. Setelah korban berhenti, preman tersebut langsung masuk ke kabin sebelah kiri.

"Pelaku mengancam korban dan mengaku sebagai anggota Gajah Weling (jasa pengawalan angkutan barang). Kepada korban, pelaku meminta sejumlah uang," jelas Kusminto.

Baca juga:
Preman Wagir Malang Ditangkap Polisi, Berdalih Terpengaruh Alkohol

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Tandes, Ipda Gogot membeberkan bahwa awalnya pelaku diberi Rp 20 ribu oleh korban. Namun, polaku tidak mau dan oleh korban akhirnya diberi Rp 50 ribu bahkan sampai Rp 100 ribu.

"Ternyata pelaku tetap tidak mau juga dan pelaku mengancam akan membawa kabur tas berisi uang, handpone dan surat-surat milik korban," sambung Gogot.

Baca juga:
Preman Viral Pengancam Ibu dan Anak Warga Wagir Malang Ditangkap di Blitar

Korban yang ketakutan terpaksa memberikan uang Rp 200 ribu hingga akhirnya pelaku turun dari mobilnya kemudian kabur. Setelah pelaku kabur, korban melapor ke Polsek Tandes.

Sedangkan sang preman mengaku melakukan pemerasan dengan alasan membutuhkan uang tambahan untuk membayar sekolah anaknya.