Pixel Codejatimnow.com

Aksi Komplotan Spesialis Bobol Brankas di Surabaya ini Seminggu 6 Kali

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Erwin Yohanes
Petugas menginterogasi tersangka
Petugas menginterogasi tersangka

Baca juga:
Sindikat Pencuri Kabel Telkom asal Lampung Dibekuk, 1 Pelaku Tertembak Mati

jatimnow.com - Mulyadi, ketua komplotan spesialis bobol brankas rumah kosong, ditembak mati Unit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya.
 
Pria 54 tahun asal Jalan Tanjung Putra Yuda, Tanjungrejo, Sukun, Malang itu, ternyata pelaku pembobolan yang keluar masuk penjara. Bahkan dirinya menjadi salah satu penjahat paling diburu di Surabaya. 
 
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sudamiran menyebut, sebelum ditembak mati, Mulyadi tercatat ditangkap di Jakarta sekali dan Polsek Wiyung Surabaya sekali.
 
"Dia berpindah-pindah kota untuk mencari sasaran. Disetiap kota yang disinggahi, dia merekrut anggota," katanya, Jumat (5/4/2018). 
 
 
Saat di Surabaya, Mulyadi merekrut tiga orang sebagai anggota. Yaitu Budi Santoso (52) warga Kaliputih, Panjang, Ambarawa, Jateng; Siyam (43) warga Gumelem Wetan, Kec. Susukan, Kab. Banjarnegara serta Daryono (60) warga Kebagusan, Kec. Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Ketiganya turut ditangkap dalam keadaan hidup-hidup. 
 
Unit Resmob juga menangkap Kiemas (41) warga Jalan Ikan Lumba-lumba 7, Tambak Rejo, Waru, Sidoarjo, yang selama ini berperan sebagai penadah sekaligus penjual barang-barang hasil curian. 
 
"Mulyadi Cs ini, dalam satu minggu bisa membobol brangkas rumah kosong sebanyak enam kali. Setelah kami kumpulkan LP (laporan polisi)-nya, dalam sebulan ada 8 TKP," beber Sudamiran. 
 
Sepanjang aksinya, Mulyadi inilah yang mengakomodir dan membagi peran anggotanya. Dia pula yang menentukan semua rumah yang bakal disasar.
 
Dari 8 rumah yang brangkasnya mereka satroni, semuanya berada di kawasan perumahan middle-up. Mereka masuk ke dalam rumah dengan alat-alat perusak pagar dan pintu bahkan brankas. Itu dilakukan setelah memastikan rumah sasaran dalam keadaan kosong. 
 
"Kami terus kembangkan kasus ini untuk mengetahui keterlibatan para pelaku dalam TKP-TKP lainnya di Surabaya," tandas Sudamiran.
 
Reporter: Narendra Bakrie
Editor: Erwin Yohanes