Pixel Codejatimnow.com

Mahasiswa dari 12 Negara Meriahkan Festival Hadrah Pelajar Nasional

Editor : Redaksi  Reporter : Sandhi Nurhartanto
Pembukaan Festival Hadrah Pelajar Nasional
Pembukaan Festival Hadrah Pelajar Nasional

jatimnow.com - Festival Hadrah Pelajar Nasional yang digelar Kabupaten Banyuwangi diikuti ratusan pelajar 20 kota dari Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Festival diikuti 89 grup diantaranya Madrasah Aliyah (MA) Nur Anjani Lombok, MA Annida Al- Islamy Jakarta Barat. 

Dibuka dengan tarian kuntulan rodat ya jamaliha diiringi musik rebana nan rancak dan dilanjutkan dengan pemukulan rebana secara serentak oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bersama Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko dan Forpimda.

Bupati Anas mengatakan festival ini adalah panggung bagi anak-anak pecinta kesenian Islami untuk mengekspresikan karyanya. Kesenian hadrah ini banyak tumbuh seiring dengan banyaknya santri yang ada di Banyuwangi.

"Festival ini akan menjadi media untuk merajut silahturahmi dan konsolidasi antar pelajar dan santri dari seluruh nusantara. Sekaligus, lewat festival hadrah dan sholawat ini kami ingin mengirim pesan tentang budaya Islam di Indonesia yang santun, toleran, dan inklusif, dan yang tentunya cinta damai," kata Anas, Jumat (17/5).

Festival ini sekaligus sebagai cara untuk mengenalkan berbagai bacaan sholawat yang biasa ditemui di pesisir Jawa, Bali dan daerah lain.

"Nah varian-varian sholawat itu akan ditampilkan oleh peserta lomba di sini, sehingga akan memperkaya pengetahuan para pelajar dan santri," ujarnya.

Festival ini semakin meriah dengan tampilnya 13 mahasiswa dari 12 negara peserta program Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI). Mereka tampil memukau saat menampilkan tari Kuntulan dan menyanyikan lagu Islami "Ramadhan Tiba" dengan apik. Penonton pun merasa terhibur dengan penampilan mereka.

Baca juga:
Banyuwangi Fish Market Festival jadi Ajang Pesta Ikan Segar dan Promosi Potensi Maritim

Salah satu mahasiswa tersebut, Irati Gutierrez Ugarte asal Bilbao, Spanyol yang baru empat hari lalu tiba di Banyuwangi, mengaku sangat antusias tatkala diajak berlatih tari Kuntulan yang biasa diiringi musik hadrah.

"Susah latihannya, tapi menarik. Bagaimana saya harus menari dengan pakaian yang serba tertutup semcam ini. Beda sekali dengan tarian di Spanyol," kata Irati.

Dia merasa senang mempelajari tari dan budaya Banyuwangi. Bagi dia, Banyuwangi adalah perpaduan antara budaya Jawa dan Bali.

"Sebelum ke mari saya belajar tentang budaya Banyuwangi, dan ternyata di sini adalah perpaduan dua budaya. Ini sangat menarik. Dan lebih menariknya, di Banyuwangi kultur Islam juga menonjol," katanya.

Irati mengaku berlatih tari Kuntulan ini merupakan kesempatan bagi dia untuk mengenal Islam di Indonesia.

Baca juga:
Pasar Kreasi Rakyat Menggeliat, Bupati Ipuk Borong Jenang di Desa Pendarungan

"Di Spanyol penganut Islam juga banyak, dari dulu saya sudah mulai terterik dengan budayanya. Untuk itu, selama di Banyuwangi dengan mayoritas warganya yang Muslim, akan saya gunakan memperkaya wawasan tentang Islam itu sendiri," kata Irati.

Belasan mahasiswa dari manca negara merupakan peserta program BSBI dari Kementerian Luar Negeri RI, yang menjaring mahasiswa berpotensi dari seluruh dunia untuk diberi kesempatan mempelajari budaya Indonesia. Mereka tinggal selama tiga bulan untuk belajar seni budaya Banyuwangi.