Pixel Code jatimnow.com

Bermain Sepak Bola Api Semarakkan Malam Ramadan di Tulungagung

Editor : Sandhi Nurhartanto   Reporter : Bramanta Pamungkas
Anak-anak di Tulungagung bermain sepak bola api
Anak-anak di Tulungagung bermain sepak bola api

jatimnow.com - Bermain sepak bola api menjadi tradisi turun temurun menyemarakkan bulan Ramadan di Indonesia.

Salah satunya anak-anak di Desa Majan, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung yang mempunyai kebiasaan bermain sepak bola api usai Salat Tarawih dan Tadarus Alquran di halaman Masjid Al Mimbar.

Meskipun terlihat berbahaya, namun mereka tetap semangat dan bergembira memainkan permainan ekstrim ini.

Bastomi, salah seorang pengurus masjid mengatakan permainan ini merupakan tradisi secara turun temurun yang dilakukan pada bulan Ramadan.

"Ini adalah tradisi yang sudah ada sejak dulu di Masjid Al-Mimbar Desa Majan dan memang dilakukan oleh anak-anak," ujarnya, Senin (20/5) malam.

Ia melanjutkan, tradisi permainan sepak bola api untuk mengisi kekosongan waktu luang sebelum istirahat malam. Anak-anak sengaja memanfaatkan untuk berolahraga malam sambil melestarikan tradisi.

"Selain mengisi waktu di malam Ramadan, kegiatan ini untuk melatih fisik dan mental anak-anak," ujarnya.

Baca juga:
Bayar Pajak Motor di Jatim Dapat Diskon hingga Tabungan Umroh

Ia menjabarkan, bola yang digunakan dalam permainan sepak bola api berasal dari Buah Bintaro yang sudah kering. Buah ini mudah didapatkan karena banyak ditanam di pinggir jalan Tulungagung.

Sebelum dibakar, buah ini direndam dengan minyak tanah terlebih dahulu sebelum dimainkan. Wasit kemudian membakar buah tersebut dan meniup peluit tanda permainan dimulai.

Dalam permainan sepak bola api tidak ada peraturan khusus yang mengikat. Untuk gawang hanya menggunakan tumpukan sandal milik pemain. Peserta yang bermain tidak diperkenankan menggunakan sepatu dan harus bertelanjang kaki.

Salah seorang pemain bola api, Mohammad Syifa mengaku dirinya senang bisa bermain bareng teman-temannya. Ia tidak merasa kepanasan saat menendang bola api meski dengan bertelanjang kaki.

Baca juga:
Ramadan 2019, Pengguna Jasa Pos di Tulungagung Meningkat

"Enggak kepanasan. Hanya saja yang sulit itu kalau pas jadi kiper, karena harus berusaha menangkis bola agar tidak masuk gawang," katanya.