jatimnow.com - Tiga mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menjadikan terik panas, hujan, suara bising hingga hentakan kaki dirubah menjadi energi baru dan terbarukan (EBT) yang menghasilkan daya listrik.
Ketiganya adalah Khusnul Maulana Ibrahim, Muhammad Fadhil Savaldo Putra dan Badriyatus Sholihah menggagas ide Pembangkit Listrik Tenaga Raja Singa (sinar matahari, hujan, bising dan tekanan) dengan metode fuzzy logic berbasis android.
Ketua tim Raja Singa, Khusnul mengaku mendapat inspirasi dari keadaan masyarakat saat ini. Energi listrik menjadi kebutuhan sehari-hari dengan hampir semua peralatan rumah tangga membutuhkan sumber listrik.
Menurutnya, pembangkit listrik di Indonesia sendiri masih mengandalkan fosil sebagai bahan bakar. Padahal, merupakan hal yang banyak diketahui bahwa fosil merupakan Sumber Daya Alam (SDA) yang tidak dapat diperbarui.
"Indonesia sendiri memiliki dua musim, kemarau dan penghujan. Mungkin banyak yang sudah menggunakan panel surya sebagai penghasil listrik, tapi kalau sedang musim hujan bagaimana? Tidak bisa dipakai," ujarnya, Senin (15/7/2019).
Inisiatif membuat pembangkit listrik tenaga hujan yang memanfaatkan piezoelektrik mampu mengkonversikan energi berasal dari suara bising baik dari suara hujan, suara keramaian dan hentakan kaki. Sedangkan energi matahari menggunakan panel surya.
"Sistem desain yang kita buat itu seperti rangkaian sirkuit. Pada panel surya, energi cahaya matahari yang ditangkap akan dimaksimalkan dengan Maximum Power Point Tracker (MPPT)," ujarnya.
Sementara pada pembangkit tenaga hujan, bising dan tekanan yang menggunakan piezoelektrik disusun secara seri yang kemudian diberi boost converter. Tujuannya untuk mengalikan atau melipat gandakan tegangan dari yang dihasilkan.
Baca juga:
Taruna Poltekbang Surabaya Magang di Miyazaki Airport Jepang
"Semua tegangan dari masing-masing sumber pembangkit diolah di rangkaian komparator yang selanjutnya masuk control charger dan penyimpanan aki," imbuhnya.
Untuk mengetahui sinyal tegangan yang ada di komparator bisa melalui aplikasi android yang juga mereka beri nama Raja Singa.
"Kita menggunakan metode fuzzy logic. Jadi kita bisa memantau tegangan yang dihasilkan melalui android menggunakan jaringan bluetooth. Jadi selama ada aplikasi dan bluetooth, kita bisa cek," jelas mahasiswa jurusan Teknik Elektro ini.
Khusnul berharap inovasi ini mendapatkan dana hibah dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Karsa Cipta Kemenristekdikti agar dapat diaplikasikan di taman kota. Karena selain sumber energi juga telah tersedia di area taman juga dapat membantu menghemat penggunaan listrik.
Baca juga:
Tidak Sempat Daftar SNBP? Yuk Pilih Undiksha Lewat SNBT
"Desain awal sendiri sebenarnya memang untuk penggunaan taman. Terlebih Taman Bungkul Surabaya, itu cocok sekali. Jadi nanti warga bisa bersantai dibawah atap tempat duduk yang disekitarnya sudah terpasang Raja Singa ini. Bisa untuk charge handphone maupun mengaliri lampu taman pada malam harinya tanpa menggunakan listrik," tukasnya.