jatimnow.com - Kehidupan Sukeri yang berjuang sendirian melawan tumor mata, ternyata cukup tragis.
Secara ekonomi, Sukeri (50) warga Desa Siwalayan, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo ini terbelenggu oleh kemiskinan. Ia tak memiliki pekerjaan, maupun penopang ekonomi lainnya.
Hal ini tentu saja makin melengkapi penderitaannya, hidup dalam kesendirian. "Hari ini saya mengganjal perut dengan daun singkong," ungkapnya.
Kebiasaan Sukeri makan daun singkong ini bukan tanpa alasan. Selain karena tak memiliki uang cukup, ia juga takut untuk makan daging maupun telur.
Ia beralasan, tidak mau makan daging karena takut tumornya akan semakin membesar.
Setiap hari ia hanya makan daun singkong atau kenikir untuk diolah sebagai lauk. "Kadang ketela, kadang daun-daunan itu. Saya makan apa saja asal halal," pungkas dia.
Dulu, ia mengaku masih bekerja sebagai buruh tani. Namun, sejak penyakit di matanya tersebut semakin membesar, dirinya berhenti bekerja.
Kehidupan ekonominya pun ditopang dari belas kasihan tetangga, maupun kerabat jauhnya. "Kadang ada yang memberi makan. Saya sudah bersyukur sekali," tambahnya.
Kehidupan Sukeri yang sangat sederhana ini terlihat dari tempat yang dia tinggali. Hanya untuk tidur saja, Sukeri menggunakan alas tikar. Selain itu, tidak ada satu perabot pun, ada di dalam rumahnya.
"Saya tidak punya kasur, hanya pakai tikar ini tidur di belakang. Tapi saya senang sekali kalau ada tamu seperti ini," ujar Sukeri.
Reporter: Mita Kusuma
Editor: Erwin Yohanes
URL : https://jatimnow.com/baca-1923-sukeri-penderita-tumor-mata-puluhan-tahun-ini-terbelenggu-kemiskinan