Pixel Code jatimnow.com

Semangat Santri Tuna Netra Warnai Peringatan Hari Santri di Surabaya

Editor : Ali Masduki   Reporter : Ali Masduki
Penyerahan Bantuan Tunatera dalam rangkaian Lomba Hafalan dan Baca Al Quran Braille di Surabaya, Minggu (26/10/2025). (Foto: FJN for JatimNow.com)
Penyerahan Bantuan Tunatera dalam rangkaian Lomba Hafalan dan Baca Al Quran Braille di Surabaya, Minggu (26/10/2025). (Foto: FJN for JatimNow.com)

jatimnow.com - Memperingati Hari Santri Nasional 2025, puluhan santri tuna netra dari berbagai daerah di Jawa Timur menunjukkan kemampuan luar biasa mereka dalam lomba hafalan dan baca Al-Qur'an Braille yang digelar di Gedung BKKKS Surabaya, Minggu (26/10/2025).

Sebanyak 48 peserta disabilitas netra dari Surabaya, Banyuwangi, Sidoarjo, dan kota lainnya, turut ambil bagian dalam kegiatan yang diinisiasi oleh TPQ Inklusi Roudlotu Ulum. Acara ini bukan sekadar perlombaan, tetapi juga bentuk nyata semangat inklusivitas dalam dunia pendidikan agama Islam.

Ketua TPQ Inklusi Roudlotu Ulum, Ahmad Budianto, menyampaikan pesan penuh makna tentang semangat belajar para santri difabel.

“Tidak ada ciptaan Tuhan yang gagal. Kami tuna netra adalah makhluk ciptaan-Nya yang patut disyukuri dengan terus belajar mengaji Al-Qur’an,” ujarnya.

Ia menegaskan, meski memiliki keterbatasan fisik, semangat untuk mendalami ilmu agama tak boleh surut.

“Belajar Al-Qur’an adalah kewajiban setiap Muslim. Tidak ada alasan untuk berhenti belajar hanya karena keterbatasan,” tambahnya.

Sementara itu, Prof.KH. Mukhrojin, Pembina Sekolah Alam Insan Qurani Braille sekaligus Penyuluh Agama Islam Kota Surabaya, mengapresiasi semangat para peserta.

Baca juga:
Ribuan Santri Simokerto Semarakkan Kirab Resolusi Jihad Peringati HSN 2025

“Jihad para santri tuna netra adalah belajar dan memahami Al-Qur’an dengan huruf Braille. Setiap santri wajib berjuang menuntut ilmu, baik dalam keadaan sehat maupun dengan keterbatasan fisik,” katanya.

Menurut Prof. Mukhrojin, kegiatan seperti ini menjadi teladan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk terus beribadah dan menuntut ilmu agama. Ia juga berharap, gerakan inklusif seperti ini terus mendapatkan dukungan dari masyarakat dan lembaga pendidikan Islam di Indonesia.

Hal senada disampaikan oleh Gus Khozin, salah satu panitia pelaksana acara. “Lomba ini menjadi wadah bagi para santri tuna netra untuk menunjukkan kemampuan mereka. Kami ingin membuktikan bahwa keterbatasan fisik tidak mengurangi semangat dan kecintaan mereka terhadap Al-Qur’an,” jelasnya.

Baca juga:
Bupati Jember Gus Fawait Ajak Santri Jauhi Narkoba

Selain memupuk semangat belajar, acara ini juga memperkuat nilai-nilai keberagaman dan inklusivitas dalam pendidikan Islam. Santri dengan berbagai latar belakang memiliki kesempatan yang sama untuk belajar, mengaji, dan berkompetisi secara sehat.

“Dengan kegiatan ini, kami berharap masyarakat semakin menghargai potensi luar biasa para santri tuna netra. Mereka adalah inspirasi nyata tentang ketekunan, keikhlasan, dan cinta kepada Al-Qur’an,” pungkas Gus Khozin.

Acara peringatan Hari Santri ini pun menjadi momentum berharga untuk menegaskan bahwa semangat santri tidak mengenal batas, termasuk batas penglihatan.