Pixel Codejatimnow.com

Dibalik Sukses Sang Suami, Begini Cerita Kartini Zaman Now

 Reporter : Erwin Yohanes Mita Kusuma
Dewi Arnita bersama AKBP Radiant (kiri) dan Sri Wahyuni mendampingi Bupati Ipong.
Dewi Arnita bersama AKBP Radiant (kiri) dan Sri Wahyuni mendampingi Bupati Ipong.

Baca juga:
Bupati Ponorogo Batalkan Uji Coba Jalan Searah di Segi 8 Emas, Sebabnya?

jatimnow.com - Dibalik suksesnya seorang pria selalu ada wanita hebat dibelakangnya.
 
Dibalik slogan ini lah Dewi Arnita, istri dari Kapolres Ponorogo, AKBP Radiant dan Sri Wahyuni, istri dari Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni, berjuang mendukung kesuksesan sang suami bekerja.
 
Jatimnow.com berkesempatan untuk berkenalan dengan keduanya. Mengobrol dari hati ke hati bagaimana menjadi sosok tangguh. Dan menjadi Kartini di jaman milenial seperti saat ini.
 
"Kartini di mata saya cerdas, semangat, kreatif dan sabar. Dan itu yang saya contoh menjadi Kartini-nya pak Radiant," kata Dewi Arnita membuka obrolan.
 
Wanita berkulit putih ini mengatakan, selama 19 tahun mendampingi sang suami banyak susah senangnya. Satu sama lain lebih bisa menyelami. Apalagi sama-sama dari Makassar.
 
"Kami sama-sama orang Makassar. Ketemu dan menjalin kasih di Makassar. Jadi sudah klik dari awal. Tidak susah menyesuaikan diri," urainya.
 
Ia mengaku, sangat senang bisa mendampingi suaminya. Mulai Pamapta sampai mendapat amanah menjadi Kapolres Ponorogo.
 
"Tidak ada yang berubah. Mulai bata satu sampai melati dua di pundak suami, saya tidak berubah. Bedanya sekarang lebih sibuk," katanya.
 
Ia pun mengimbanginya. Ia mengaku sekarang sedang membangun bhayangkari lebih kreatif, produktif dan tahu pekerjaan suami.
 
"Jadi istri polisi itu gampang-gampang susah. Istri harus tahu kerjaannya seperti apa. Tidak boleh tidak tahu satu pun," kata ibu dari tiga orang anak ini.
 
Karena menurutnya, rem pertama agar suami tetap di jalur yang benar dari keluarga. Termasuk dari istri.
 
"Harus bisa mengimbangi. Berkarya untuk diri sendiri, untuk keluarga, untuk lingkungan. Harus bermanfaat.  Bisa cari duit itu tambah lebih baik," katanya.
 
 
Sementara itu, istri Bupati Ipong Muchlissoni, Sri Wahyuni mengaku sudah dua tahun bersinggungan dengan bidang pemerintahan.
 
Perhatiannya dicurahkan penuh lantaran posisinya sebagai ketua tim penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Ponorogo. 
 
Kiprah Sri Wahyuni mendapat respon positif dari banyak pihak. Padahal, dia juga harus membagi waktu untuk mengurusi perusahaan keluarga.
 
Belum lagi, kodratnya selaku ibu tiga anak dan istri bagi suami tercinta. Peran komplet untuk menggambarkan sosok perempuan yang diidamkan Raden Ajeng Kartini seabad silam.
 
"Perempuan juga harus mampu berkontribusi,’’ tutur Sri Wahyuni.
 
Dia berharap semangat Kartini bisa melecut motivasi pegawai perempuan di lingkup Pemkab Ponorogo. Kaum hawa bukan lagi konco wingking (teman belakang) yang berkutat di rumah dan sibuk memasak di dapur.
 
Emansipasi yang diperjuangkan Kartini adalah persamaan derajat perempuan dengan laki-laki. ‘’Tetapi tidak meninggalkan kodratnya sebagai perempuan,’’ pesan alumnus Untag 1945 Samarinda itu.
 
Seorang perempuan harus luwes menghadapi perkembangan zaman. Bekalnya, menurut Sri Wahyuni, kemampuan dan ilmu yang dimiliki.
 
Ini yang kemudian disebut sebagai Kartini zaman now. ‘’Kartini modern harus bisa berkarya di bidang yang digeluti,’’ ungkapnya.
 
Reporter: Mita Kusuma
Editor: Erwin Yohanes