Pixel Codejatimnow.com

ACT Distribusikan 5 EKor Sapi Penuhi Pangan Pengungsi di Papua

Editor : Redaksi  Reporter : Advertorial
ACT menyembelih 5 ekor sapi un tuk pengungsi di Wamena, Papua
ACT menyembelih 5 ekor sapi un tuk pengungsi di Wamena, Papua

jatimnow.com - Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyembelih lima ekor sapi untuk mendistribusikan daging tersebut kepada para pengungsi krisis kemanusiaan di Wamena, Provinsi Papua.

"Semenjak kemarin telah dilakukan pemotongan lima ekor sapi di tiga titik yang tersebar di Papua. Semuanya kita distribusikan di tiga titik pengungsian yang kita bantu di Papua," kata Wahyu Novyan, selaku Direktur Social Network Corporation (SNC) - ACT dalam rilis yang diterima redaksi, Senin (30/9/2019).

Ketiga titik tersebut di antaranya adalah Yonif 751 Sentani, Resimen Induk Kodam (Rindam) Jayapura, dan di Wamena, tepatnya di Kodim 1072 Jayawijaya.

Wahyu mengatakan, daging dari sapi-sapi ini akan cukup untuk makan pengungsi selama beberapa hari ke depan.

"Melihat kondisi sekarang, daging sapi ini kita perkirakan akan cukup selama tiga hari untuk masyarakat yang sedang berada di pengungsian. Jumlah pengungsi yang kita bantu di titik-titik ini ada sekitar ribuan orang," ujarnya.

Baca juga:
Usut Aliran Dana ACT, BNPT Lakukan Kerjasama Internasional

Selain mendistribusikan daging sapi, 2 ton beras juga diturunkan di Yonif 751, beserta minyak goreng dan natura.

Sementara di Rindam Jayapura, 1 ton beras dan telur juga didistribusikan. Bahan-bahan ini yang nantinya akan diolah di Dapur Umum ACT.

"Dapur umum kita ada di setiap titik di pengungsian-pengungsian tersebut. Satu dapur umum akan beroperasi sebanyak dua kali, dan dari aktivitas dapur umum ini per harinya kita perkirakan akan menghasilkan seribu porsi makanan untuk para pengungsi," kata Wahyu.

Baca juga:
Izin Dicabut Kemensos, Kantor ACT di Madiun Masih Beroperasi

Seperti yang diberitakan, sebanyak 5.500 pengungsi korban dari konflik sosial di Papua membutuhkan bantuan logistik.

Sementara kata Wahyu, jumlah tersebut bertambah. Hingga kini, Wahyu memperkirakan jumlah tersebut meningkat hingga 7 ribu pengungsi dan mereka sangat membutuhkan bantuan, terutama masyarakat yang ada di Wamena.

"Paling mendesak itu ada di Wamena, karena di sana kan daerah konflik, otomatis warung-warung juga tutup di sana. Jadi benar-benar sulit. Kalau di Kota Jayapura kondisinya masih relatif aman," jelas Wahyu.