Pixel Codejatimnow.com

Kritik Anak Buah Wali Kota Risma, Pengamat: Imam Juga Patut Dihormati

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Jajeli Rois
Foto: Meme-meme yang viral
Foto: Meme-meme yang viral

jatimnow.com - Aksi turun ke bawah Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi, mendapat kritikan. Apalagi, hal tersebut dilakukan jelang Pemilihan Wali (Pilwali) Kota Surabaya.

Kritikan agar Eri Cahyadi tidak offside dari tugas pokok dan fungsinya sebagai Kepala Bappeko Surabaya itu, diucapkan Anggota DPRD Surabaya dari Partai NasDem Imam Syafii.

Menurut Surokim Abdussalam, Peneliti Senior Surabaya Survei Center (SSC), menjelang Pilwali Surabaya 2020, memang iklim politik biasanya selalu menghangat.

"Dalam konteks masyarakat Surabaya yang lugas dan blokosuto (apa adanya), saya menilai diskusi itu masih wajar saja, normal. Toh masih terkait dengan tugas para pihak yang sedang berpolemik," kata Surokim kepada jatimnow.com, Sabtu (2/11/2019).

Ia melihat ada ruang publik politik Surabaya malah kian demokratis dan positif.

"Jadi pro kontra itu hal biasa saja, asal tetap terpelihara nalar sehat dan tidak terjerumus ke nirrespek keduanya," papar Surokim.

Staf pengajar di Universitas Trunojoyo Madura (UTM) ini malah mengapresiasi apa yang dilakukan Imam Syafii sebagai politisi atau legislatif.

Peneliti Senior Surabaya Survei Center (SSC), Surokim Abdussalam.Peneliti Senior Surabaya Survei Center (SSC), Surokim Abdussalam.

"Mas Imam menjalankan tugas kedewanannya juga patut dihormati," tuturnya.

Demikian pula dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, menrutnya, juga patut diapresiasi.

Baca juga:
Video: Banteng Ketaton Hanya Ingin Hancurkan Arogansi Risma

"Bu Risma sebagai eksekutif juga patut diberi respek sesuai tugas pokoknya," terangnya.

Surokim menilai, persoalan antara legislatif dengan eksekutif hanya miskomunikasi saja.

"Karena belum ada titik temu. Yang tidak dikehendaki itu kalau diskusi itu sudah menjadi perang membunuh karakter, itu yang harus digarisbawahi," tambahnya.

Jika semua harus dikaitkan dengan pilwali, memang semua akan mudah memantik kecurigaan, khusnudlon dan juga praduga.

Masih kata Surokim, titik pangkalnya yaitu, bagaimana legislatif dan eksekutif tetap bisa positif thinking dan mengembangkan khusnudlhon terlebih dahulu, agar hal yang disampaikan bisa menjadi hikmah.

Baca juga:
Video: Kakak Whisnu Sakti Serukan Lawan Oligarki Risma

"Bagaimana kita semua bisa meluruskan niat khususnya para birokrat untuk hati-hati, juga bisa menjaga jarak dengan kontestasi Pilwali Surabaya 2020 agar tidak menjadi partisan," sambungnya.

Selain itu, Surokim meminta agar anggota dewan jangan mengedepanka kecurigaan yang terlalu.

"Karena sejauh ini, para birokrat pemkot juga belum ada yang memutuskan maju sebagai bakal calon," tandasnya.