Pixel Codejatimnow.com

Birokrat yang Tidak Loyal ke Wali Kota Risma Didoakan Kuwalat

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Jajeli Rois
Kepala Bappeko, Eri Cahyadi dan Wali Kota Risma
Kepala Bappeko, Eri Cahyadi dan Wali Kota Risma

jatimnow.com - Dikabarkan terbelah, birokrat di Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya camat ramai-ramai kompak menyangkalnya. Mereka loyal kepada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.

"Tidak benar kalau birokrat Pemkot Surabaya dianggap terpecah. Semua masih dalam satu bingkai Pemkot Surabaya dalam satu komando ibu wali kota," kata Camat Pakal, Tranggono Wahyu Wibowo, Minggu (3/11/2019).

Baca juga:  

Menurut dia, jika ada pejabat yang tidak loyal kepada wali kota, akan kuwalat atau terkena malapetaka.

"Kuwalat kalau ada pejabat yang nggak loyal sama beliau (Wali Kota Risma). Beliau wali kota yang selalu memikirkan rakyatnya dan pegawainya," tuturnya.

Begitu pula Camat Sawahan, M Yunus. Ia menegaskan, semua pejabat atau birokrat masih tegak lurus mengikuti perintah Wali Kota Tri Rismaharini. 

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

"Sampai detik ini, masih tegak lurus ibu wali kota. Ndak ada itu, ndak ada perpecahan dan tolong jangan sengaja isu itu dilemparkan untuk mengkotak-kotakan kami. Jangan diadu domba kami," kata Yunus.

Yunus mengatakan, tetap bekerja untuk masyarakat. Apalagi sekarang ini sudah memasuki musim hujan. Serta mencegah terjadinya demam berdarah.

"Ayo bekerja. Ini musim hujan sudah mulai. Ojok (jangan) disibukkan dengan isu-isu yang nggak terlalu penting. Tapi bagaimana sekarang ini kita harus siap-siap menghadapi musim hujan yang sudah mulai turun. Mencegah demam berdarah, itu yang penting," ujarnya.

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

"Yang jelas, kita masih terus loyal dan harga mati ke Bu Wali Kota. Masih tegak lurus Bu Wali kota. Itu sudah nggak bisa diotak-atik, sudah harga mati," jelas Yunus.

Isu indikasi anak buah Risma tidak kompak itu muncul setelah politisi Partai NasDem, Imam Syafii mengkritisi Kepala Bappeko Eri Cahyadi. Ia disebut memperoleh informasi bahwa Eri sering turun ke bawah dari kepala dinas yang lain.

Eri dinilai Imam telah offside dan melakukan pencitraan menjelang Pilwali Surabaya 2020.