Pixel Codejatimnow.com

Indonesia Kecam Pembunuhan Warga Sipil Palestina oleh Israel

Editor : REPUBLIKA.co.id  Reporter : REPUBLIKA.co.id
Warga berlari membawa bendera Palestina untuk menghindari serangan gas air mata yang dilancarkan tentara Israel. (Foto: aljazeera)
Warga berlari membawa bendera Palestina untuk menghindari serangan gas air mata yang dilancarkan tentara Israel. (Foto: aljazeera)

jatimnow.com - Serangan udara Israel ke Jalur Gaza sepanjang pekan lalu menggugurkan 34 orang yang sebagian besar di antaranya adalah warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.

Pemerintah Indonesia secara resmi mengeluarkan seruan kecaman atas serangan tersebut.

"Indonesia sedari awal telah mengecam serangan Israel yang menyasar warga sipil di Jalur Gaza dan Indonesia juga menyerukan kepada semua pihak untuk melakukan deeskalasi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah, Minggu (17/11/2019).

Ia menekankan, Indonesia menyerukan semua pihak menghentikan penggunaan kekerasan dan beranjak menuju gencatan senjata.

"Penyerangan terhadap warga sipil tidak bisa dibenarkan atas dasar apa pun," ujar Teuku Faizasyah.

Dia kembali menegaskan, Indonesia tidak pernah surut dalam menyerukan penyelesaian masalah Palestina secara damai berdasarkan solusi dua negara (two-state solution) dengan perbatasan yang disepakati secara internasional.

Sejak awal pekan ini, Israel membombardir Gaza dengan serangan udara. Mereka hendak menumpas kelompok perlawanan Palestina di sana, yakni Jihad Islam.

Komandan Jihad Islam Baha al-Atta dan istrinya terbunuh dalam serangan Israel. Agresi Israel dilaporkan turut membunuh setidaknya 34 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak. Sementara, 100-an orang mengalami luka-luka.

Pemerintah Malaysia juga mengutuk serangan militer Israel tersebut. Malaysia menyebut Israel telah melanggar hukum internasional karena turut menargetkan wanita dan anak-anak dalam serangannya.

Tak hanya soal serangan militer, Malaysia turut menyoroti blokade yang telah berlangsung selama 12 tahun di Gaza.

"Malaysia sangat menentang blokade Israel yang sedang berlangsung di Gaza yang menyebabkan penderitaan serta kesulitan kemanusiaan yang besar bagi rakyat Gaza dan organisasi bantuan kemanusiaan," kata Kementerian Luar Negeri Malaysia dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (16/11/2019).

Kuala Lumpur mendesak perlunya tindakan segera untuk mengatasi krisis di Gaza.

"Malaysia menyerukan masyarakat internasional untuk bekerja guna mengakhiri pendudukan ilegal Israel dan pembentukan negara Palestina yang merdeka," katanya.

Baca juga:
Posisi Indonesia sebagai Pemain Utama Industri Kripto Global Menguat

Serangan terbaru Israel ke Jalur Gaza dimulai pada Selasa (12/11) pekan lalu. Pada dini hari tersebut, seperti dilansir kantor berita Palestina, //Wafa News//, dua jet tempur Israel menembakkan dua roket ke perumahan al-Shuja’yeh di bagian timur Gaza.

Serangan itu mengugurkan pimpinan senior Jihad Islam Bahaa Abu al-Atta (42 tahun) beserta istrinya, Asmaa, dan melukai tiga anak mereka.

Setelah serangan itu, sayap militer Jihad Islam, Saraya al-Quds, menembakkan roket-roket ke wilayah Israel. Militer Israel (IDF) kembali meluncurkan serangan udara untuk membalas tembakan roket yang tak melukai siapa pun di Israel tersebut.

Pada Rabu (13/11) pagi, serangan udara Israel kembali digencarkan. Serangan itu menewaskan seorang warga Palestina beserta dua putranya, dua saudaranya, dan keluarga mereka. Keesokan harinya, jumlah korban gugur mencapai 24 orang, sementara 70 terluka.

Pada Kamis (14/11) dini hari, serangan Israel dilanjutkan. Kali ini, serangan itu menyasar sebuah rumah warga sipil di wilayah Deir al-Balah dan menewaskan seluruh delapan anggota keluarga al-Sawarka yang tinggal di dalamnya.

Di antara yang gugur adalah Abu Malhous sang kepala keluarga dan empat anak-anak serta dua perempuan. Sebanyak 13 perempuan dan anak-anak di sekitar lokasi itu ikut terluka.

Baca juga:
Pertemuan Budaya Indonesia-Jerman, Hidupkan Kolaborasi dengan Kota Eschborn

Kementerian Pendidikan Palestina melansir, enam pelajar gugur dalam serangan Israel dan 15 sekolah rusak. Sedangkan, Kementerian Kesehatan Palestina mencatat, sepertiga dari 34 warga Palestina yang gugur dan 111 yang terluka merupakan anak-anak dan perempuan.

Gencatan senjata yang dimediasi Mesir sempat dicapai Israel dan Jihad Islam pada Jumat (15/11). Kendati demikian, pada Sabtu (16/11), Israel kembali melakukan serangan udara dengan dalih membalas dua roket yang ditembakkan dari Gaza.

Dilansir Aljazirah, serangan tersebut tidak lagi menargetkan kelompok Jihad Islam, tetapi menargetkan lokasi milik kelompok Hamas.

 

Lihat Artikel Asli

DisclaimerBerita ini merupakan kerja sama jatimnow.com dengan Republika.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Republika.co.id