Pixel Codejatimnow.com

Telur Ayam yang Beredar di Trenggalek Aman dari Dioksin

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Bramanta Pamungkas
Gerakan minum susu di SDN Rejowinangun Trenggalek
Gerakan minum susu di SDN Rejowinangun Trenggalek

jatimnow.com - Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapan) Kabupaten Trenggalek memastikan telur ayam yang ada aman dari dioksin.

"Telur-telur kita aman dan bebas dari pencemaran dioksin. Masyarakat tidak perlu resah," ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Trenggalek, Agung Sudjatmiko di sela-sela acara Ayooo!!! Gemar Minum Susu di SDN Rejowinangun, Jumat (6/12/2019).

Kejadian yang sempat viral karena peneliti dari Jaringan Kesehatan Lingkungan Global (IPEN) bersama dengan Asosiasi Arnika dan beberapa organisasi lokal Indonesia lainnya merilis laporan 'Plastic Waste Poisons Indonesia’s Food Chain' di sebuah media online yang membuat opini yang tidak baik terhadap komoditas telur di Jawa Timur.

"Semua ini tidak bisa dipukul rata kualitas telur di Jatim seperti itu," ujarnya.

Ia melanjutkan, perlakuan dan cara beternak serta kualitas kandang maupun pakan juga menentukan kualitas dari telur telur yang dihasilkan.

Untuk jenis unggas yang dapat menghasilkan telur terdiri dari ayam ras petelur (ayam layer), ayam buras (ayam kampung), itik, entok dan burung puyuh.

Sedangkan populasi unggas yang menghasilkan telur di Jawa Timur pada tahun 2018 adalah 97,4 juta ekor berkontribusi 28 persen terhadap populasi unggas nasional dengan rincian, ayam buras (kampung) sebanyak 20.148.523 ekor, ayam ras petelur (layer) sebanyak 49.509.791 ekor.

Baca juga:
Panen Raya Probolinggo Diklaim Mampu Penuhi Kebutuhan 1,2 Juta Warga

Sedangkan unggas lain seperti itik sebanyak 5.816.943 ekor, enthok sebanyak 1.522.663 ekor dan burung puyuh sebanyak 3.817.652 ekor.

Metode pemeliharaan ayam ras petelur dan buruh puyuh 100 persen di kandangkan secara intensif. Sedangkan ayam buras (kampung), itik dan entok untuk penghasil telur 80 persen dikandangkan dan 20 persen masih umbaran.

Dari data tersebut, telur konsumsi dengan pemeliharaan diumbar cukup kecil hanya 7,5 persen sedangkan 92,5 persen telah menerapkan good farming practices.

Artinya pemeliharaannya sudah menerapkan cara pemeliharaan yang baik dengan pakan yang memiliki NPP (Nomor Pendaftaran Pakan).

Baca juga:
Alokasi Pupuk Subsidi di Tulungagung Dikepras 50 Persen

Sementara itu, Kabid kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner Dispertapan Kabupaten Trenggalek, Ririn Hari Setiani menambahkan jika pasokan telur berasal dari dalam dan beberapa daerah di Karisidenan Kediri seperti Tulungagung, Kediri maupun Blitar.

Sedangkan permintaan pasar terhadap telur di Trenggalek juga cukup tinggi.

Tidak hanya melakukan upaya preventif dengan serangkaian kegiatan sosialisasi, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek juga melakukan pemeriksaan di lapangan dan melakukan uji laboratorium di UPT Laboratorium Keswan Provinsi Jawa Timur di Malang.

"Kita mengambil beberapa sampel telur dari beberapa pasar di Trenggalek untuk dilakukan pengujian dan hasilnya nihil dari dioksin," terangnya.