Pixel Code jatimnow.com

Kawasan Inklusi di Trenggalek, Ini Kata Bupati Nur Arifin

Editor : Sandhi Nurhartanto   Reporter : Bramanta Pamungkas
Bupati Nur Arifin menyapa penyandang disabilitas di Trenggalek
Bupati Nur Arifin menyapa penyandang disabilitas di Trenggalek

jatimnow.com - Bupati Mochamad Nur Arifin mengapresiasi ide kreatif Yayasan Naema yang akan membangun kawasan inklusi untuk kaum disabilitas di Desa Prambon, Kecamatan Tugu, Trenggalek, Rabu (11/12/2019).

Tarya, pemilik Naema mengaku dirinya ingin mencoba membangunkan rumah untuk penyandang disabilitas di Kabupaten Trenggalek sekaligus mendekatkan mereka dengan lingkungan kerja dalam satu kawasan.

Ide ini berawal dari rasa keprihatinannya atas keterbatasan orang berkebutuhan khusus ini untuk mengakses rumah bersubsidi.

"Kebanyakan pengajuan ditolak perbankan bila yang mengajukan difabel," katanya.

Menurutnya, saat ini masyarakat berkebutuhan khusus kebanyakan tinggal dengan orang tuanya atau mungkin mengontrak rumah.

Dari situ timbul ide membangun rumah untuk disabilitas guna mendekatkan mereka dengan industri.

"Yang bisa menjahit bisa mengarah ke konveksi, terus potong rambut atau mungkin panti pijat dan jenis usaha yang lainnya," jelasnya.

Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin sangat tersentuh dengan ide tersebut.

Baca juga:
Ngalup Collaborative Network X Bangun Bangsa Ajari Disabilitas di Malang Bikin Logo

"Ini menginspirasi Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk juga ikut melihat mereka," ungkap pemimpin muda Trenggalek ini.

"Kita punya sekitar 5 ribu disabilitas, namun belum tahu pekerjaannya apa, rumahnya dimana dan belum semua tersentuh dengan program pemerintah yang sudah kita laksanakan," lanjutnya.

Ide mengembangkan kawasan inklusi dimana area perumahan dan area usaha ini dijadikan menjadi satu cluster.

Dengan fasilitas yang ramah disabilitas ini memicu Pemkab untuk memikirkan masa depan pembangunan di Kabupaten Trenggalek.

Baca juga:
Guru SD di Surabaya Digembleng Cara Dampingi Siswa Inklusi

Nantinya bagaimana mensinkronkan antara yayasan kemudian funding dengan aturan perbankan.

"Kalau katakanlah 100 persen subsidi atau dibangunkan oleh pemerintah, saya usul tanahnya kalau bisa dihibahkan untuk pemerintah dan kami yang membangunkan kawasan ini," ujarnya.

Menurutnya, skema tersebut akan didalami dulu plus minusnya.

"Makanya tadi pihak yayasan kita minta untuk paparan. Tadi teman-teman juga kita minta urunan sedikit-sedikit untuk nambahi agar bangunan ini bisa segera bisa dimanfaatkan oleh teman-teman disabilitas," tandasnya.