Pixel Code jatimnow.com

Waspadai Bencana Alam di Jatim Mulai Januari 2020

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Jajeli Rois
Pohon tumbang akibat hujan angin di Kediri berakibat tewasnya satu orang 9 Desember 2019
Pohon tumbang akibat hujan angin di Kediri berakibat tewasnya satu orang 9 Desember 2019

jatimnow.com - Puncak musim hujan diprediksi akan terjadi bulan Januari hingga Februari 2020. Hujan dengan curah tinggi, berpotensi meningkatnya bencana alam.

"Sesuai surat dari BMKG pada 8 November 2019 bahwa Jawa Timur memasuki musim hujan mulai November 2019. Tapi, mulai lebat di Desember. Puncak hujannya nanti di Januari sampai Februari 2020," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, Suban Wahyudino, Jumat (27/12/2019).

Ketika memasuki musim hujan, maka potensi bencana hidrometeorologi atau bencana yang dipengaruhi oleh faktor cuaca seperti banjir, longsor, puting beliung, berpeluang terjadi.

"Memang potensi bencana hidrometeorologi mulai banjir, banjir bandang, angin puting beliung, termasuk gerakan tanah, tanah longsor itu dimulai dari hujan. Jadi pemicunya itu hujan," terang Suban.

Dari 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur, terdapat 13 kabupaten daerah masuk dalam kategori rawan bencana hidrometeorologi.

"Ada 13 kabupaten yang potensi rawan longsor. Mulai dari Magetan, Ponorogo, Trenggalek, Pacitan, Nganjuk, Malang, Lumajang atau terutama di wilayah selatan," paparnya.

Beberapa daerah sudah menerapkan sistem penanggulangan bencana. Namun menurut Suban, yang terpenting adalah kesiapan dari setiap warga.

Baca juga:
Personel Polres Blitar Kota Siaga Antisipasi Bencana Hidrometeorologi

"Edukasi masyarakat dan sosialisasi. Kita mengadakan di beberapa daerah seperti desa tangguh bencana banjir, desa tangguh bencana longsor," ujar Suban.

"Yang terpenting adalah ketangguhan masyarakat. Karena orang selamat di bencana, sekitar 35 persen adalah kemampuan dirinya sendiri," tambahnya.

Suban berharap, di Tahun 2020 tidak terjadi bencana seperti di Tahun 2017. Pada Tahun 2017 lalu, banyak terjadi bencana alam karena hujan deras akibat pengaruh badai Siklon Dahlia.

Baca juga:
5 Desa di Tarik Sidoarjo Terendam Banjir

"Mudah-mudahan tidak terulang seperti Tahun 2017, di mana hujan karena ada badai Siklon Dahlia. Nah, itu yang memporak-porandakan Pacitan, tanah longsor di Ponorogo yang meninggal dunia 28 orang, di Nganjuk 5 orang, di Jember 3 orang. Mudah-mudahan tidak seperti itu lagi," harapnya.

Suban menambahkan, sampai saat ini pihaknya belum menerima kabar dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) tentang adanya badai di Januari hingga Februari 2020.

"Belum ada gambaran dari BMKG. Mudah-mudahan tidak ada (badai)," tandasnya.