Pixel Codejatimnow.com

Pilwali Surabaya 2020

Birokrat hingga Anggota KPK Berpeluang Jadi Pendamping Machfud Arifin

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Jajeli Rois
Ketua Tim Sukses Machfud Arifin Gus Amik (kanan) bersama Machfud Arifin (tiga dari kanan) para petinggi partai pengusung
Ketua Tim Sukses Machfud Arifin Gus Amik (kanan) bersama Machfud Arifin (tiga dari kanan) para petinggi partai pengusung

jatimnow.com - Bakal Calon Wali Kota Surabaya Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin masih mencari sosok yang tepat sebagai bakal calon wakil wali kota yang akan mendampingi dalam running Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya tahun ini.

Ketua Tim Sukses Machfud Arifin, Miratul Mukminin atau Gus Amik mengatakan, selama ini banyak tokoh dari kalangan akademisi, santri hingga birokrat yang ingin berpasangan dengan Machfud Arifin di Pilwali Surabaya 2020.

"Jadi koalisi pengusung dari beberapa partai yang sudah bersama kita sepakat bahwa untuk pendamping atau calon wakil wali kota semuanya diserahkan ke beliau (Machfud Arifin), meskipun semua partai boleh mengusulkan siapa saja, silahkan mengusulkan. Tapi semua sepakat kepada akhirnya bapak yang menentukan," ujar Gus Amik di sela pertemuan dengan komunitas seniman dan budaya serta Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan di Surabaya, Jumat (31/1/2020) malam.

Gus Amik menambahkan, Machfud Arifin hanya memberikan speknya saja atau kriteria bakal calon wakil wali kota (bacawali) Surabaya yang akan digandengnya.

"Kriterianya hanya ada dua. Satu, yang bisa ikut mengangkat suara, tidak nggandoli (memberatkan). Kedua tidak nyerimpeti (menghalangi). Maksudnya tidak nggandoli, ketika proses pencalonan sampai nanti selesai, justru jangan malah membuat suara menjadi turun. Tapi ikut mendongkrak suara," terangnya.

"Kedua, kalau misalnya selesai, sukses, ketika bersama-sama, sudah jangan nyerempeti. Itu sudah dijabarkan kepada teman-teman partai," tambahnya

Gus Amik menegaskan, bacawali yang akan dipasangkan dengan mantan Kapolda Jatim itu tidak hanya sebatas dari kader partai saja.

"Tidak. Bisa saja dari akademisi, bisa juga dari santri, kemudian yang menarik bisa juga dari teman-teman yang ada di KPK," tuturnya.

Baca juga:  5 Parpol Dukung Machfud Arifin, Kerabat Dahlan Iskan Jadi Ketua Timses

"Karena memang ke depan, Surabaya ini dengan segala macam persoalan yang ada, memang dibutuhkan loncatan luar biasa dari para pemimpin dari wali kota, yang ini membutuhkan satu integritas yang tinggi. Dan kita sama-sama tahu kalau KPK tidak diragukan lagi. Sudah punya ilmunya," paparnya.

Ia menerangkan, sudah berkomunikasi dengan petugas KPK yang akan dilibatkan pada running Pilwali Surabaya tahun ini.

"Sudah komunikasi dengan yang ada di salah satu personil yang di KPK. Itu masih aktif tentu kami tidak bisa sebutkan namanya," ungkap Gus Amik.

Namun, Gus Amik menyebut jika sosok itu bukan di level komisioner.

"Di bawah komisioner kan masih banyak. Orang lama artinya mengetahui juga bagaimana mengawal jalannya pemerintahan yang bersih, sehingga beliau (Machfud) menjalankan tugasnya bisa terbantu. Ini salah satu dan itu mungkin saja," terangnya.

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

Di bawah komisioner KPK, ada petugas KPK dari unsur kejaksaan dan unsur kepolisian. Namun Gus Amik masih enggan menyebutkan siapakah petugas KPK yang digadang-gadang menjadi pendamping Machfud Arifin tersebut.

"Ya nanti disampaikan pada saatnya. Sekarang kan nggak enak karena menyebut institusi. Tapi kalau saya bilang orang KPK kan banyak. Kita sudah komunikasi. Tapi itu bukan staf ya," tuturnya.

"Kita komunikasi dengan yang besangkutan kan dalam konteks bersama-sama. Perubahan bersama-sama untuk Surabaya maju. Dan beliau mau karena juga melihat sosok Pak Machfud Arifin," sambung Gus Amik.

Dengan bakal melibatkan petugas KPK untuk berpasangan dengan Machfud Arifin, kata Gus Amik, nantinya akan juga dibicarakan dengan partai pengusung.

"Oh nanti pada saatnya, pasti. Nggak mungkin kita meninggalkan partai pengusung," tegasnya.

"Makanya saya bilang, partai pengusung bisa mengusulkan. Kemudian di luar partai pengusung ada. Ketika sudah mengerucut misalnya dari 10 menjadi 5 nama. Dari 5 menjadi 3, semuanya itu kita komunikasikan dengan pengusung, sehingga tetap berangkatnya dari keputusan bersama-sama. Dan komitmen awal, diserahkan Pak Machfud Arifin, jadi tidak masalah," paparnya.

Untuk mengumumkan siapakah bacawali yang berpasangan dengan Machfud di Pilwali Surabaya 2020 ini, Gus Amik mengatakan masih melihat perkembangan dinamika politik yang ada.

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

"Yang pasti sebelum pendaftaran. Kan nggak mungkin pendaftaran tanpa calon wakil. Kapan waktunya, kita menunggu perkembangan dinamika politik yang ada. Karena kita sama tahu pada saat pilpres pun juga di penentuan wapres di last minute, sehingga kita juga akan melihat bagaimana dinamika politik yang terjadi," tambahnya.

"Ini ritmenya kan masih panjang. Tidak hanya satu dua bulan ini. Pada saat menjelang penetapan, kita bicara tentang itu. Karena rekomendasi kemarin itu tidak sama wakil, jadi itu bukan penugasan tapi rekomendasi tapi tidak dengan wakil," ujar Gus Amik.

Ia menyebut, penentuan wakil sepakat menunggu dinamika yang ada. Katanya, ada beberapa unsur, baik bisa dari teman kader partai, bisa dari luar partai, bahkan bisa juga dari birokrat dan yang menarik itu juga bisa dari teman-teman yang ada di KPK.

"Maka jargon beliau adalah, tidak mungkin ada kemenangan tanpa persatuan. Tidak mungkin ada persatuan tanpa kebersamaan. Kebersamaan inilah yang beliau betul-betul lakukan di dalam proses mulai proses pengusungan ini sampai insyaAllah ketika selesai dan insyaAllah jadi, koalisi ini akan terbangun terus," terangnya.

Ia menambahkan, tidak hanya terbatas mengusung, tapi juga mengawal jalannya pemerintahan. Kebersamaan ini diciptakan dari sekarang, tidak bisa hanya di ujungnya saja.

"Jadi mulai dari sekarang kebersamaan dan semangat perubahan harus dilakukan tapi harus benar-benar ada loncatan. Karena Surabaya ini multi etnis, multi culture, multi sosial ekonomi dan Surabaya menjadi ibu kota provinsi, Surabaya pusat perdagangan, kota religi, kota kuliner, ada kota pelajar macam-macam lah. Sehingga dari berbagai macam ini dibutuhkan kebersamaan. Tanpa kebersamaan nggak mungkin bisa," jelasnya.