Pixel Codejatimnow.com

27 Tahun Zubair Menggeluti Minah

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito
Zubair saat berkeliling menjajakan minyak tanah (Foto-foto: Budi Sugiharto/jatimnow.com)
Zubair saat berkeliling menjajakan minyak tanah (Foto-foto: Budi Sugiharto/jatimnow.com)

jatimnow.com - Usia tidak membuat Kakek Zubair berpangku tangan dan menggantungkan belas kasihan orang lain. Di usianya ke 75 tahun, setiap hari dia mendorong sepeda angin pengangkut minyak tanah (minah), keliling di Komplek Perumahan TNI AL, Bulak, Surabaya.

Zubair selalu mulai beraktivitasnya setelah Salat Subuh. Pelan-pelan pria asal Lamongan itu mempersiapkan minyak tanah jualannya. Meski pelan, botol hingga jeriken berisi minyak tanah tertata rapi di atas sepeda anginnya.

Ia menjadi salah satu penjual minyak tanah yang masih bertahan di era elpiji seperti sekarang. Setiap hari, ia membawa 20 hingga 50 liter. Meski sekarang pengguna minyak tanah semakin sedikit, ia tetap bersyukur meski hanya laku rata-rata 15 liter. Setiap liternya itu hanya mendapat untung Rp 1000,-.

Zubair saat mendorong sepeda anginnya menjajakan minyak tanahZubair saat mendorong sepeda anginnya menjajakan minyak tanah

Tepat pukul 09.00 Wib, Zubair mulai menjajakan minyak tanah itu dari tempat bermukimnya, yaitu di sebuah masjid tak jauh dari Komplek Perumahan TNI AL itu.

"Ya setiap hari jualannya, kurang lebih sudah 27 tahun berjualan minyak tanah ini," kata Zubair saat ditemui jatimnow.com saat berjualan, Jumat (21/2/2020).

Setiap hari, Zubair mendorong sepeda anginnya berkeliling hingga puluhan kilometer. Meski begitu, rutinitas itu tidak menjadi beban baginya.

"Gak papa daripada menganggur, hitung-hitung buat cari penghasilan dan dikirim ke desa," jawab bapak dari lima orang anak itu.

Sejak berusia 40-an, Zubair pergi ke Surabaya untuk mengadu nasib. Saat itu, ia hanya membawa bekal keinginan untuk mencari rezeki halal. Setelah sempat indekos, ia kemudian tinggal di Masjid Al Idris, Jalan Tambak Deres, Kenjeran Pantai, Kecamatan Bulak, Surabaya.

Zubair beristirahat di Masjid Al Idris, Jalan Tambak Deres, Kenjeran Pantai, Kecamatan Bulak, Surabaya, yang juga menjadi tempat tinggalnyaZubair beristirahat di Masjid Al Idris, Jalan Tambak Deres, Kenjeran Pantai, Kecamatan Bulak, Surabaya, yang juga menjadi tempat tinggalnya

Bukan tanpa alasan ia tinggal di masjid itu. Sebab ia diminta oleh warga untuk ikut menjaga dan merawat masjid tersebut.

"Memang awalnya Pan Zubair ini ngekos. Nah daripada uang penghasilanya itu hanya untuk bayar kos, kami minta dia untuk tinggal di masjid dan membantu takmir untuk bersih-bersih masjid," kata sekretaris pengurus Masjid Al Idris, Junaidi.

Di usia tuanya, selain berjualan minyak tanah, Zubair juga turut terlibat dalam kegiatan keagamaan di lingkungan masjid tersebut.

"Pak Zubair juga aktif ikut baca Alquran kalau ada undangan hataman di rumah warga. Nah kalau dikasih bisyarah bisa membantu untuk keperluannya," ungkap Junaidi.