Pixel Codejatimnow.com

Wabah Virus Corona

Warung Kopi di Kota Mojokerto Disulap Jadi Tempat Produksi Masker

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Achmad Supriyadi
Warung kopi (warkop) di Kota Mojokerto disulap jadi tempat produksi masker (Foto-foto: Achmad Supriyadi/jatimnow.com)
Warung kopi (warkop) di Kota Mojokerto disulap jadi tempat produksi masker (Foto-foto: Achmad Supriyadi/jatimnow.com)

jatimnow.com - Sebuah warung kopi (warkop) di Suromulang Timur Gang 6 Kelurahan Surodinawan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto disulap jadi tempat produksi masker.

Pemilik warkop Khoirina Melanie mengatakan, sejak warung-warung diimbau tutup untuk penerapan sosial distancing, dirinya mulai memutar otak.

"Awalnya warung kopi nyambi konveksi tapi konveksi baju seperti seragam sekolah, seragam drumband. Sejak ada imbauan agar tidak membuka warung kopi, kami berpikir bagaimana agar bisnis tetap jalan dan karyawan tetap bekerja. Jadi kami buka konveksi masker sejak ada permintaan," kata Melanie, Jumat (10/4/2020).

Awalnya Melanie memasarkan produk maskernya melalui aplikasi WhatsApp kepada teman dan keluarga dekatnya.

"Saya jual lewat online di WhatsApp ke teman-teman dengan menerima pesanan bijian hingga lusinan. Lama-lama kami menerima pesanan dengan jumlah banyak," jelasnya.

Warung kopi (warkop) di Mojokerto disulap jadi tempat produksi maskerWarung kopi (warkop) di Mojokerto disulap jadi tempat produksi masker

Dia menambahkan, masker dua lapis bahan kain katun itu dijual dengan harga eceran Rp 6 ribu setiap lembar dan Rp 70 ribu per lusin. Sedangkan untuk masker dua lapis kain semi katun harga eceran Rp 6 rb per biji, harga per lusin Rp 60 ribu. Lalu masker satu lapis kain semi katun harga eceran Rp 5 ribu per biji, harga per lusin Rp 50 ribu.

Baca juga:
Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75

"Sehari kami bisa memproduksi 1000 masker. Saat ini kami sudah menerima pesanan dari Kecamatan Prajurit Kulon, Kabupaten Mojokerto," bebernya.

Saat ini, pekerja yang ada di konveksi Melanie terdapat 9 orang. Namun ada pekerja lain yang diperkerjakan dari rumah.

"Kami memproduksi masker sejak dua minggu terakhir atau sejak ada imbauan untuk tidak membuka warung kopi. Pekerja yang di sini ada 9 sampai 10 orang. Yang menjahit masker dari rumah ada 5 orang, jadi mereka masih produktif meski ada di rumah," tambah Melanie.

Baca juga:
Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Naik Hingga 620 Persen

Hingga saat ini, perempuan berusia 22 tahun ini bisa mengirim masker ke luar daerah seperti Sidoarjo bahkan ke Kalimantan.

"Saya sudah mengirim ke Sidoarjo, Surabaya, Lamongan, Malang. Kemudian ke teman saya yang ada di Jakarta dan saudara yang ada di Kalimantan," ungkapnya.

Omzet yang didapat Melanie mencapai Rp 10 juta hanya dalam dua minggu memproduksi masker.