Pixel Codejatimnow.com

Pandemi Covid-19

Tim Kesehatan Wisma Atlet Studi ke Rumah Sakit Darurat Pemprov Jatim

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Zain Ahmad
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuadi
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuadi

jatimnow.com - Tim dari Wisma Atlet Jakarta akan berkunjung dan sharing tentang manajamen pengelolaan Rumah Sakit Darurat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim di Surabaya.

"Besok ada tamu kawan-kawan dari Rumah Sakit Wisma Atlet. Sudah kontak-kontakan dengan kami sudah saya laporkan ke ibu gubernur, insyaAllah mereka akan sharing dengan kita bagaimana mengelolannya," ujar Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuadi, Minggu (7/6/2020).

"Walaupun dari sisi medis itu kawan-kawan kita semuanya, tapi dari manajerial perlu karena mereka saat ini merawat 500 pasien. Itu sesuatu yang tidak mudah," tambahnya.

dr Joni yang juga Direktur Utama RSU dr Soetomo ini menambahkan, rumah sakit darurat kapasitasnya sekitar 300 pasien.

"Dan menurut kawan saya yang di rumah sakit di sana (Wisma Atlet), situasinya rumah sakit darurat kita ini lebih baik. Karena ada taman-tamannya, ada relaksasi," jelas dr Joni.

dr Joni menegaskan bahwa kabar hantu dan kuntilanak yang ada di rumah sakit darurat adalah haoks atau tidak benar.

"Yang ada hantu-hantunya itu hoaks. Itu bukan fotonya rumah sakit sana. Dua kali kita nge-drone nggak ketemu kuntilanaknya. Kalau rumah sakit ada hantunya ya wajar dong namanya rumah sakit," tambahnya.

Baca juga:
Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75

Rumah Sakit Darurat itu berada di Puslitbang Manajemen dan Humaniora Kesehatan di Jalan Indrapura, Surabaya. Di rumah sakit ini bed pasien terbagi dalam tiga tempat yaitu tenda, hall dan ruangan. Untuk tenda sudah terisi penuh 36 orang pasien, 18 laki-laki dan 18 perempuan.

Sedangkan di bagian hall, sudah bisa ditempati dan rencananya malam ini akan ada pasien yang akan ditempatkan di hall. Sedangkan tempat pasien yang di ruangan masih sedang perbaikan.

Jika tiga tempat itu berfungsi semuanya, bisa menampung sekitar 300 pasien. Namun tidak semua pasien bisa dirawat di rumah sakit darurat, karena di rumah sakit ini hanya untuk pasien positif Covid-19 yang kondisi klinisnya ringan dan sedang.

"Di situ (rumah sakit darurat) ada konsultannya. Walaupun yang melakukan direct care itu dokter umum, tapi ada konsultan dr Renata, dia itu ahli penyakit menular," ungkap dr Joni.

Baca juga:
Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Naik Hingga 620 Persen

"Beliau yang menyusun formularium obat HIV dan formularium obat yang dipakai untuk Covid-19. Beliau termasuk salah satu penyusunnya. Makanya ibu gubernur percaya sekali dan kami juga percaya pada beliau untuk manajemen intern hospital-nya," jelasnya.

Ia menambahkan, adanya rumah sakit darurat ini dikhususkan pasien Covid-19 yang ringan dan sedang.

"Sehingga dapat mengurangi load di rumah sakit rujukan. Sehingga kalau loadnya dikurangi (pasien Covid) ringan dan sedang dikirim ke sana (RS darurat), maka sakit rujukan seperti Rumah Sakit dr Soetomo, rumah sakit Unair nanti bisa berkonsentrasi pada pasien berat," tandasnya.