Pixel Code jatimnow.com

3 Warga Banyuwangi Terduga Teroris, Masyarakat Geruduk DPRD dan Polres

Editor : Arif Ardianto  
Kapolres Banyuwangi AKBP Donny Adityawarman di tengah-tengah massa.
Kapolres Banyuwangi AKBP Donny Adityawarman di tengah-tengah massa.

jatimnow.com – Sejauh ini, setidaknya 3 orang warga Banyuwangi terlibat dan mewarnai terduga teroris di beberapa kejadian di Indonesia. 

Atas dasar itulah, perwakilan berbagai elemen masyarakat se Kabupaten Banyuwangi menggeruduk kantor DPRD dan Polres Banyuwangi, Senin (14/5/2018).

Ketua Pusat Studi Pancasila dan Kebijakan Universitas 17 Agustus 1945 (Untag), Hary Priyanto mengatakan ada tiga kejadian yang melibatkan warga Banyuwangi, yaitu serangan Gereja St. Lidwina di Jogjakarta pada Februari lalu, penangkapan terduga teroris asal Banyuwangi ditangkap Densus 88 di Poso Sulawesi Tengah, dan yang terakhir pengeboman gereja di Surabaya.

"Jauh sebelumnya, polisi menangkap warga terduga jaringan teroris di Kelurahan Kebalenan, Banyuwangi," kata Hary Priyanto di DPRD Banyuwangi.

Menurut analisanya, keterlibatan 3 orang tersebut akibat tidak adanya peraturan yang khusus mengawasi tumbuhnya gerakan deradikalisasi di tengah-tengah masyarakat.

“Ini bukan persoalan remeh. Analisis kami, upaya mencegah lahirnya teroris di Banyuwangi sangat lemah karena Pemkab sampai saat ini belum memiliki peraturan daerah (Perda) ataupun peraturan bupati (Perbup) yang mengatur upaya deradikalisasi atau hal-hal yang bersifat penanggulangan teroris,” paparnya di hadapan Ketua DPRD Banyuwangi.

Perwakilan Rakyat Banyuwangi Anti Terorisme dan Anti Kekerasan, Slamet Kurniawan menyatakan mengutuk keras teror bom di 3 Gereja di Surabaya dan Mapolrestabes Surabaya.

"Aksi ini mengutuk keras serangan teror bom di Surabaya dan aksi penyanderaan yang dilakukan di Mako Brimob. Untuk itu, kita mendesak DPR RI mengesahkan RUU Terorisme. Agar pihak kepolisian bisa melakukan tindakan pencegahan," ujarnya.

Pernyataan dari massa aksi ini ditanggapi langsung oleh Ketua DPRD Banyuwangi I Made Cahyana Negara. Ia mengatakan bahwa akan menyampaikan tuntutan massa aksi kepada DPR RI, supaya segera mengesahkan RUU Anti Terorisme.

Bahkan, ia mengaku akan melakukan koordinasi dengan Pemkab Banyuwangi atas usulan massa untuk membuat produk hukum yang dapat menangkal lahirnya bibit-bibit pelaku teror baru di Bumi Blambangan.

Baca juga:
Dua mahasiswi tewas kecelakaan di jalur "tengkorak" Banyuwangi

Terlebih, lanjut Made, kejadian di Surabaya dalam dua hari terakhir telah memukul seluruh masyarakat Jawa Timur yang selama ini cinta akan perdamaian dan menjunjung tinggi perbedaan.

“Kita bersama juga tidak ingin jatuh korban selanjutnya. Maka, kami ikut mendorong agar RUU anti teror segera disahkan DPR RI,” papar Made dihadapan perwakilan massa.

Usai dari DPRD, puluhan massa aksi bergerak menuju Mapolres Banyuwangi. Mereka ditemui oleh Kapolres Banyuwangi AKBP Donny Adityawarman dan Ketua DPRD Banyuwangi I Made Cahyana Negara.

"Kita kecam keras aksi terorisme yang telah memporak porandakan keamanan di negara kita. Kita mendukung TNI dan Polri untuk menindak keras pelaku-pelaku terorisme dan menumpas sampai keakar-akarnya. Kita juga tolak jenazah teroris dimakamkan di Banyuwangi," kata Ketua Pemuda Pancasila, Eko Suryono di Mapolres Banyuwangi.

Sementara itu, Kapolres Banyuwangi, AKBP Donny Adityawarman mengapresiasi aksi damai yang digelar oleh sejumlah elemen masyarakat, terutama dalam menyampaikan aspirasi dan dukungannya kepada aparat penegak hukum.

Baca juga:
Pemuda Perkosa Kekasih Dibawah Umur

"Saya sangat apresiasi dan berterima kasih atas dukungan rekan media dan profesi lain. Aksi terorisme ini tidak ada kaitannya dengan agama, karena agama apapun tidak mungkin mengajarkan tentang kekerasan seperti itu. Kami juga meminta kepada masyarakat untuk melaporkan apabila ada hal-hal yang mencurigakan. Segera laporkan pada kami," ungkap Kapolres Donny.

 

Reporter: Hafiluddin Ahmad

Editor: Arif Ardianto