jatimnow.com - Asam tanpa kulit dan biji menjadi salah satu komoditi yang tersedia di lapak milik Soni yang terletak di Blok G Pasar Induk Osowilangun Surabaya (PIOS).
Di lapaknya tersebut, Soni menyediakan dua jenis asam, yakni asam impor dari Thailand dan asam lokal asal Kupang (NTT).
Soni mengatakan jika bisnis asam ini cenderung aman karena asam memiliki ketahanan yang cukup lama. Asam bisa bertahan setahun lebih.
Karena itu dalam sekali pesan, Soni bisa mendatangkan 8 ton. Biasanya asam akan dikemas menggunakan karung dengan berat rata-rata 50 kilogram per karung.
"Untuk saat seperti sekarang ini, bisnis asam memang lebih aman karena bisa tahan lama. Karena itu saya berani datangkan dalam jumlah yang banyak," kata Soni, Senin (20/7/2020).
Ia menerangkan jika asam Thailand dan asam Kupang memiliki karakter yang berbeda. Untuk asam Thailand memiliki warna yang lebih cerah dibanding asam asal Kupang.
"Kalau asam Thailand ini warnanya kekuning-kuningan. Sedang asam asal Kupang lebih kemerah-merahan. Tapi kalau untuk rasa, asam Kupang rasanya lebih kuat," jelasnya.
Baca juga:
Rock Melon asal Blitar Jadi Favorit Pelanggan PIOS
Soni mengungkapkan kalau untuk harga asam Thailand dijual Rp 30 ribu per kilogram. Sedang untuk asam asal Kupang dijual Rp 28 ribu per kilogramnya.
Pedagang asal Sumatera Barat itu menambahkan tips agar asam yang ditimbunnya tidak rusak maka ditaruh di tempat yang tidak lembab. Selain itu dirinya juga rajin mengontrol kondisi karung.
"Kalau ada karung yang mulai rusak saya langsung mengganti dengan karung baru agar kondisi asam tetap terjaga dengan baik," tandasnya.
Baca juga:
Dapat Harga yang Bagus, Petani Gresik Ingin Pasok Hasil Panen Semangka ke PIOS
Berita ini kerjasama antara Pasar Induk Osowilangun Surabaya (PIOS) dengan jatimnow.com