Pixel Code jatimnow.com

Pilwali Surabaya 2020

Guru Swasta Surabaya Dukung Machfud Arifin: Biar Tak Ada Drakor Lagi

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Zain Ahmad
Para guru sekolah swasta se Surabaya dukung Machfud Arifin jadi wali kota
Para guru sekolah swasta se Surabaya dukung Machfud Arifin jadi wali kota

jatimnow.com - Dukungan dari berbagai elemen masyarakat terus mengalir untuk Calon Wali Kota (Cawali) Surabaya Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin. Kali ini dukungan datang dari para guru sekolah swasta se Kota Pahlawan.

"Kami para guru swasta menyatakan dukungan kepada Pak Machfud Arifin untuk menjadi wali kota Surabaya. Biar nggak ada Drakor (Drama Korea) lagi," kata Guru SMP Kemerdekaan 17 Agustus Surabaya, Wiwik dalam acara Machfud Arifin sapa guru se Surabaya di Hotel Mercure Surabaya, Sabtu (8/8/2020).

"Kita ini sudah banyak unek-unek. Surat berkali-kali kami layangkan ke Bu Walikota, tapi juga nggak dibales-bales. Ditemui pun nggak pernah. Gimana nasib kita kalau begitu," tambah Wiwik.

Sementara Kepala Sekolah SMP Ta'miriyah Surabaya, H Suwardi mengatakan, Machfud Arifin diharapkan dapat membawa perubahan terhadap kondisi sekolah swasta yang kian memprihatinkan. Bahkan belum mendapat perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sampai sekarang.

Para guru sekolah swasta se Surabaya dukung Machfud Arifin jadi wali kotaPara guru sekolah swasta se Surabaya dukung Machfud Arifin jadi wali kota

Apalagi, lanjutnya, sejak diterapkannya sistem zonasi penerimaan siswa baru, membuat minat untuk masuk sekolah swasta semakin menurun drastis. Dia pun berharap agar Machfud Arifin dapat menjadi tokoh perubahan bagi para guru swasta.

"Memang kondisi saat ini tidak menguntungkan bagi guru swasta yang mana kami banyak tidak mendapatkan murid. Mudah-mudahan dengan hadirnya Pak Machfud Arifin bisa menjadi perubahan di Surabaya, khususnya di pendidikan. Saya yakin beliau akan jadi walikota," ungkap Suwardi.

Senada itu, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP swasta se Surabaya, Erwin Darmogo mengatakan jika pemkot saat ini semakin tidak mempedulikan sekolah swasta.

Bahkan menurutnya, pemkot sampai tidak mengikuti Permendikbud No. 22 Tahun 2016 mengenai standar proses pendidikan dasar dan menengah. Salah satunya yang membahas persoalan pembatasan pagu dan rombel (rombongan belajar) yaitu 32 siswa per rombel untuk siswa SMP.

"Sekolah negeri menambah rombel dan setiap rombelnya berkapasitas 42 hingga 45 siswa. Ya akhirnya sekolah swasta tidak mendapatkan murid," ujarnya.

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

Masih kata Erwin, secara langsung penambahan rombel di sekolah negeri akan mengurangi jumlah siswa yang mendaftar di sekolah swasta. Sekolah swasta berdiri sebelum pemerintah mampu menyediakan fasilitas pendidikan yang mumpuni di masa lalu.

Para guru sekolah swasta se Surabaya dukung Machfud Arifin jadi wali kotaPara guru sekolah swasta se Surabaya dukung Machfud Arifin jadi wali kota

MKKS SMP swasta se Surabaya pun semakin resah. Saat ini mereka cemas akan terulang 'tragedi' Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang menimpa mereka pada 2018 lalu. Saat itu hampir semua sekolah swasta kekurangan murid.

Menurut Erwin, baru terjadi dalam sejarah pendidikan di Kota Surabaya bahwa PPDB berakhir tragis. Hampir semua sekolah swasta tidak mendapat murid. Kebanyakan sekolah swasta hanya terisi 50 persen siswa baru.

"Sampai ada sekolah swasta yang tidak mendapat murid. Di mana sinergisitas pemerintah. Di mana peran pemerintah dalam hal ini," ungkapnya.

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

Erwin menambahkan, peran sekolah swasta yang ikut mencerdaskan anak-anak ternyata tak diimbangi dengan sistem pendidikan yang baik. Menurutnya, masalah paling memalukan bagi MKKS sekolah swasta khususnya di jenjang SMP adalah terulangnya tragedi PPDB tahun lalu.

Para guru sekolah swasta se Surabaya dukung Machfud Arifin jadi wali kotaPara guru sekolah swasta se Surabaya dukung Machfud Arifin jadi wali kota

"Sampai kami hanya menerima 10 murid baru (dalam satu sekolah). Sebelumnya selalu mendapat 60 siswa. Jika sistem pendidikan di Surabaya tetap dipaksakan seperti saat ini, kami bisa saja bernasib seperti PPDB 2018. Kami tak mendapat murid lagi," tambahnya.

Bagi MKKS SMP swasta, kekurangan murid bukan semata-mata tanggungjawab sekolah. Tapi ada campur tangan sistem yang harus ikut membangun sektor pendidikan. Peran dinas pendidikan juga sangat sentral. Seharusnya sekolah negeri dan swasta beriringan untuk maju bersama.

"Kami berharap dengan terpilihnya Pak Machfud Arifin menjadi wali kota nantinya, dengan dukungan pengajar swasta hal ini dapat merubah. Setidaknya mengikuti permen yang ada agar sekolah swasta juga mendapatkan siswa," pungkas Erwin.