Pixel Codejatimnow.com

Pilwali Surabaya 2020

Keturunan Sagipoddin Apresiasi Machfud Arifin Hidupkan Langgar Gipo

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Jajeli Rois
Calon Wali Kota Surabaya Mahfud Arifin dan Ketua Umum Ikatan Keturunan Sagipoddin (IKSA), Abdul Wahid Zain
Calon Wali Kota Surabaya Mahfud Arifin dan Ketua Umum Ikatan Keturunan Sagipoddin (IKSA), Abdul Wahid Zain

jatimnow.com - Keturunan Sagipoddin atau Hasan Gipo mengapresiasi Calon Wali Kota Surabaya Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin, yang peduli dengan merenovasi Langgar Perjuangan Gipo atau Langgar Gipo, di Jalan Kali Mas Udik, Surabaya.

"Sebagai Ketua Umum Ikatan Keturunan Sagipoddin (IKSA), saya menyampaikan terima kasih kepada Bapak H Machfud Arifin terhadap kepedulian pada Langgar Perjuangan Gipo," ujar Ketua IKSA, Abdul Wahid Zain, di sela silaturahmi ke kediaman Machfud Arifin, Senin (10/8/2020).

Wahid mengaku tidak kenal akrab dengan mantan Kapolda Jatim itu dan tidak pernah mengajukan bantuan dana untuk merenovasi Langgar Gipo.

"Sama sekali tidak kenal betul dengan Pak Machfud Arifin. Saya tidak pernah mengajukan ke Pak Machfud Arifin untuk dibangun. Saya tidak pernah menulis surat ke Pak Machfud untuk menghidupkan, membangun langgar itu," ujarnya.

"Tiba-tiba langgar itu dikirimi keramik, semen dan lain sebagainya, memoles langgar dan betul-betul dapat difungsikan dengan layak. Saya betul-betul mengucapkan terima kasih. Beliau tanpa ada pamrih, tanpa banyak ngomong, tapi dibuktikan dengan perbuatan dan tindakan nyata merenovasi langgar. Itu yang sangat saya kagumi," tutur Wahid.

Wahid yang lulusan kuliah di Arab Saudi ini menerangkan, Langgar Gipo memiliki peran yang sangat besar terhadap perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

"Langgar ini dulunya dipakai untuk memperjuangkan kemerdekaan Bangsa Indonesia, khususnya Suroboyo. Dari situ mulai digembleng warga Surabaya mau berjuang yang mau mati karena perjuangan," tambahnya.

Calon Wali Kota Surabaya Mahfud Arifin dan Ketua Umum Ikatan Keturunan Sagipoddin (IKSA), Abdul Wahid ZainCalon Wali Kota Surabaya Mahfud Arifin dan Ketua Umum Ikatan Keturunan Sagipoddin (IKSA), Abdul Wahid Zain

Pengglembengan warga yang siap berjuang sampai mati merebut kemerdekaan Republik Indonesia itu dimotori oleh KH Hasan Gipo, KH Wahab Chasbullah, KH Hasyim Asyari dan juga HOS Cokro Aminoto.

"(Para ulama dan tokoh) kumpul di situ untuk merundingkan, untuk menyatukan, bagaimana caranya agar Indonesia ini bisa merdeka," papar Wahid.

Selain itu, Langgar Gipo pada zaman dulu adalah titik pemberangkatan jamaah haji. Katanya, pada zama peperangan, orang berangkat naik haji tidak ada yang naik pesawat terbang, tapi menuju ke Arab Saudi melalui jalur laut atau naik kapal laut.

"Dulunya orang yang mau haji lewat jalur laut, lah nginapnya di atas Langgar Gipo, gratis tanpa ditarik biaya," ungkapnya.

"Sekarang juga begitu. Keluarga Gipo tanpa mengeluarkan dana, Langgar Gipo bisa difungsikan, bisa diwujudkan cita-citanya Mbah Gipo. Sekarang dibantu oleh Pak Machfud," tambah Wahid.

Wahid menerangkan, tidak ada perhatian dari Pemerintah Kota Surabaya terhadap keberadaan Langgar Gipo yang dibangun sejak sekitar 300 tahun silam dan memiliki nilai historis dan perjuangan.

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

"Selama ini pemkot perhatiannya, pada Tahun 2018 datang ke saya bahwa langgar ini mau dijadikan sebagai cagar budaya. Sampai sekarang nggak ada realisasinya, tidak ada renovasi," terangnya.

"Kami dari keluarga sendiri mengumpulkan dana dari keluarga Gipo, ada yang Rp 50 ribu, ada Rp 100 ribu sampai sekarang terkumpul Rp 29 juta. Duweke gorong tak fungsino, Pak Machfud hadir. (Uangnya belum difungsikan, Pak Machfud hadir)," paparnya.

Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin saat melihat kondisi Langgar Dipo pada 30 Juli 2020Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin saat melihat kondisi Langgar Dipo pada 30 Juli 2020

Wahid berharap kepada Allah SWT, agar Machfud Arifin yang maju sebagai calon wali kota Surabaya di Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya 9 Desember 2020 nanti diridhoi Allah menjadi wali kota.

"Mudah-mudahan diridhoi oleh Allah SWT, bisa memimpin Surabaya. Dan yang paling penting juga bisa menghidupkan Langgar Gipo di wilayah beliau di wilayah Surabaya. Itu harapan saya nggak terlalu muluk-muluk (berlebihan). Jadi langgar itu hidup bisa difungsikan layaknya langgar tua," harapnya.

Ketika terpilih sebagai wali kota Surabaya, Machfud Arifin berencana akan menjadikan Langgar Gipo sebagai titik pemberangkatan warga yang akan menuju ke kawasan wisata religi Sunan Ampel maupun kota lama di kawasan Sungai Kalimas.

"Saya sangat bangga sekali, langgar yang kayak gitu modelnya, langgar yang nggak ada harganya, justru dipakai miqot. Ini suatu kebangaan tersendiri bagi saya dan keluarga Gipo," terang Wahid.

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

"Betul-betul bangga, betul-betul merasa dihargai dan dihormati, Pak Machfud mau menjadikan itu sebagai miqot. Semoga Pak Machfud Arifin diridhoi Allah SWT menjadi wali kota Surabaya," sambungnya.

Sementara Machfud Arifin mengaku merasa terusik dengan sesuatu yang tidak pantas. Katanya, Langgar Gipo perlu direnovasi agar menjadi tempat bersejarah yang bisa menambah koleksi bangunan cagar budaya di Kota Pahlawan.

"Langgar Gipo yang dulu konon tempat ini digunakan untuk pemberangkatan orang-orang yang akan pergi ibadah haji. Saya prihatin ini harusnya heritage, yang harusnya Pemkot (Surabaya) melakukan sentuhan di tempat ini," tutur Machfud Arifin.

Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin bersama Ny Lita, istrinya saat melihat kawasan kota tua di sekitar Langar Dipo pada 30 Juli 2020Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin bersama Ny Lita, istrinya saat melihat kawasan kota tua di sekitar Langar Dipo pada 30 Juli 2020

Arek asli Ketintang, Surabaya ini mengatakan, kawasan di sekitar Langgar Gipo merupakan kawasan kota lama. Di kawasan ini ke depannya dinilai bagus dan dapat dihubungkan dengan kawasan religi makam Sunan Ampel.

"Seharusnya bisa diubah menjadi lokasi destinasi wisata religius dengan sentuhan sedikit seni grafis tanpa meninggalkan nilai sejarah. Pasti banyak orang yang melihat dan bisa dijadikan lokasi wisata sekaligus tempat ibadah seperti dikasih lampu penerangan. Tapi sementara ini mangkrak tidak berguna," paparnya.

"Dari Langgar Gipo ke kawasan makam Sunan Ampel juga tidak jauh. Jaraknya beberapa ratus meter saja. Dan nantinya di kawasan ini bisa hidup, juga diharapkan bisa mendongkrak perekonomian masyarakat," jelas Machfud Arifin.