Pixel Codejatimnow.com

Machfud Arifin Salat di Langgar Gipo, Ketua IKSA Ingat Sosok Soekarno

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito
Calon Wali Kota Machfud Arifin saat Salat Isya berjamaah di Langgar Gipo, Surabaya
Calon Wali Kota Machfud Arifin saat Salat Isya berjamaah di Langgar Gipo, Surabaya

jatimnow.com - Calon Wali Kota Surabaya Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin kembali melihat proses renovasi Langgar Perjuangan Gipo atau Langgar Gipo di Jalan Kali Mas Udik, Surabaya, Jumat (14/8/2020) malam.

Mantan Kapolda Jatim itu datang ditemani sang Ny Lita Machfud Arifin, istrinya sekitar pukul 18.41 Wib atau tepat beberapa menit sebelum Salat Isya. Keduanya turut menunaikan ibadah Salat Isya bersama jemaah yang didominasi warga sekitar.

Pantauan di lokasi, Machfud Arifin yang mengenakannya kemeja putih, bawahan krem lengkap dengan songkok hitam itu terlebih dahulu menjalankan salat sunnah disambung dengan Salat Isya.

Saat salat, mantan Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Timur untuk pemenangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin berada di shaf pertama tepay di samping kiri imam. Dia terlihat khusyuk hingga saat sang imam membacakan doa.

Hal itu yang membuat Ketua Ikatan Keturunan Sagipoddin (IKSA) Abdul Wahid Zain kagum. Karena menurut cerita turun temurun yang ia himpun, bahwa Presiden Pertama Republik Indonesia Ir Soekarno pernah salat berjamaah di Langgar Gipo itu dan posisinya sama persis.

Calon Wali Kota Machfud Arifin saat Salat Isya berjamaah di Langgar Gipo, SurabayaCalon Wali Kota Machfud Arifin saat Salat Isya berjamaah di Langgar Gipo, Surabaya

"Pak Machfud Arifin koyok (seperti) Bung Karno waktu salat di sini, berada di sebelah kiri. Di sini (Langgar Gipo) ada sejarahnya pekik kemerdekaan juga lahir di sini, wong top (Soekarno) dulu pernah salat di sini. Jadi perlu diketahui bahwa langgar ini tempat bersejarah," terang Wahid.

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

Wahid yang lulus kuliah di Arab Saudi ini menerangkan, Langgar Gipo memiliki peran yang sangat besar terhadap perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

"Langgar ini dulunya dipakai untuk memperjuangkan kemerdekaan Bangsa Indonesia, khususnya Suroboyo. Dari situ mulai digembleng warga Surabaya mau berjuang yang mau mati karena perjuangan," tambahnya.

Pengglembengan warga yang siap berjuang sampai mati merebut kemerdekaan Republik Indonesia itu dimotori oleh KH Hasan Gipo, KH Wahab Chasbullah, KH Hasyim Asyari dan juga HOS Cokro Aminoto.

"(Para ulama dan tokoh) kumpul di situ untuk merundingkan, untuk menyatukan bagaimana caranya agar Indonesia ini bisa merdeka," papar Wahid.

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

Selain itu, Langgar Gipo pada zaman dulu adalah titik pemberangkatan jemaah haji. Katanya, pada zama peperangan, orang berangkat naik haji tidak ada yang naik pesawat terbang, tapi menuju ke Arab Saudi melalui jalur laut atau naik kapal laut.

"Dulunya orang yang mau haji lewat jalur laut, lah nginapnya di atas Langgar Gipo, gratis tanpa ditarik biaya," ungkapnya.