Pixel Code jatimnow.com

Kisah Mbah Niah, Usia 81 Tahun Jual Rujak untuk Rawat Suami yang Sakit

Editor : Sandhi Nurhartanto   Reporter : Zain Ahmad
Mbah Niah penjual rujak cingur dan lontong mie di Surabaya
Mbah Niah penjual rujak cingur dan lontong mie di Surabaya

jatimnow.com - Terbenamnya sinar matahari di sore hari seolah membuat warga Surabaya yang bekerja ingin segera pulang berkumpul dengan keluarga.

Namun, berbeda dengan perempuan renta yang badannya sudah membungkuk ini. Ia malah baru mempersiapkan dagangannya untuk berangkat berjualan. Siapakah sebenarnya dia?

Perempuan renta itu bernama Niah, penjual rujak cingur dan lontong mie di kawasan Jalan KH Mas Mansyur Surabaya, atau yang lebih dikenal dengan sebutan kawasan Sasak Besar.

Tepat jam 5 sore, perempuan berusia 81 tahun itu baru saja turun dari becak yang ditumpangi. Mbah Niah, begitu orang memanggilnya, mulai menurunkan sejumlah bahan yang dibuat untuk rujak seperti tahu goreng, cingur, buah-buahan dan sayuran serta kuah untuk lontong mie, dari atas becak.

Selanjutnya, Mbah Niah mengambil meja dan kursi yang dititipkan pada rumah warga sekitar. Kemudian ia menggelar dagangannya di depan toko baju yang sudah tutup. Rujak cingur yang dijual rasanya seperti rujak yang ada di Pulau Madura.

Sebab, Mbah Niah memang berasal dari Desa Gungguh, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan. Mbah Niah sendiri telah lama berjualan di kawasan pertokoan sekitar Wisata Religi Sunan Ampel.

“Nggeh sampun lami ten mriki nak, sadean (sudah lama di sini nak, jualan). Sejak zamannya Pak Karno (Ir Soekarno, Presiden pertama RI). Dulu harga rujak masih 50 rupiah,” tutur Mbah Niah mengawali ceritanya kepada jatimnow.com, sembari mengulek kacang dan petis untuk bumbu rujak.

Menurut Mbah Niah, dirinya tetap berjualan meski usianya sudah tidak muda lagi karena sang suami, Muhammad (95), sudah tidak bisa bekerja sebagai penarik becak. Suaminya juga sering sakit.

"Punyae nggeh niki, sagete nggeh niki (punyanya ya ini, bisanya ya ini) jualan. Nek mboten kerjo, mboten maem kulo kale mbah kung (kalau ndak kerja, tidak makan saya sama) mbah kung (suami Mbah Niah)," ucapnya sambil tersenyum.

“Mbah kung saya suruh di rumah saja, gak kerja, karena sering sakit. Jadi saya yang harus berjualan untuk memenuhi kebutuhan hidup kami," tambahnya.

Baca juga:
Pemotor Arogan Penantang Duel Perwira Polisi di Kediri Dievakuasi Satpol PP, Ternyata…

Mbah Niah mengaku selalu bersyukur meskipun kehidupannya sehari-hari seperti ini. Meskipun sebenarnya sudah tidak kuat lagi, tapi masih banyak tanggungan yang harus ia bayar.

"Ini jualan nggeh buat bayar kontrakan nak. Ada di sana kontrakannya di Bengpoloh SR Gang 2. Satu tahunnya Rp 1,5 juta. Alhamdulillah," ungkapnya.

Ditanya kenapa tidak pulang ke kampung halaman untuk menikmati masa senja, ia mengaku untuk saat ini masih belum ada keinginan berada di kampung. Walaupun oleh kerabatnya diminta pulang kampung.

“Saya tidak ada saudara, tidak punya anak. Saudara sudah meninggal semua. Yang di sana, kampung (Bangkalan) juga tidak ada. Entene boloe mbah kung mawon (adanya kerabatnya mbah kung saja)," sebut Mbah Niah.

Lantas, berapa penghasilan dari menjual rujak cingur dan lontong mie dalam semalam? Mbah Niah mengaku tidak pasti. Terkadang bisa membawa pulang Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu, namun tidak jarang hanya dapat uang Rp 2 ribu saja.

Baca juga:
Pemotor Arogan Tantang Duel Perwira Polisi di Kediri, Ngaku Anak Letkol

“Kadang tidak ada yang beli. Cuma ada orang beli kerupuk. Pas musim hujan itu sepi. Nek mboten payu, nggeh kulo ngutang mas sadean sate niku. Damel bayar becak (kalau tidak laku, ya saya utang mas jualan sate itu. Buat bayar becak)," paparnya.

Mbah Niah mengaku terpaksa naik becak karena rumahnya dengan lokasi jualan rujak cukup jauh. Untuk ongkos becak sekali naik Rp 20 ribu. Bila pulang pergi berarti Rp 40 ribu untuk ongkos becak.

"Bismillah mawon nak. Diwenei seger waras kulo sampun seneng. Senajan mripat mpun kantun setunggal. Mboten saget ketingal setunggal (Bismillah saja nak. Dikasih kesehatan saya sangat senang. Meskipun mata tinggal satu. Tidak bisa melihat satu)," pungkasnya.

Rujak cingur dan lontong mie Mbah Niah sendiri per porsinya dihargai Rp 15 ribu. Apabila tidak pakai cingur, harganya Rp 10 ribu. Mbah Niah mulai berjualan mulai pukul 17.00 Wib hingga 24.00 Wib. Terkadang, apabila dagangannya tidak laku, Mbah Nia tak jarang tidur di tempat jualan itu.