jatimnow.com - PDI Perjuangan (PDIP) menjatuhkan pilihannya kepada Eri Cahyadi sebagai bakal calon (balon) wali kota pada Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya 2020.
Eri Cahyadi yang disebut-sebut kesayangan Wali Kota Tri Rismaharini (Risma). Eri saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeko) Surabaya.
Menurut Psikolog Politik dari Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Andik Matulessy, menjadi pemimpin yang baik adalah tidak ada bayang-bayang pemimpin sebelumnya.
"Menurut saya, pemimpin yang baik harus independen, bahkan pemimpin terlepas dari partai politik pengusungnya ketika menjadi wali kota. Karena ketika terpilih menjadi wali kota, sudah bukan lagi menjadi representasi partai, tapi menjadi representasi masyarakat Surabaya," ujar Andik, Rabu (2/9/2020).
Andik menyebut, semua pemimpin, apakah itu yang sebelumnya ada bapaknnya, apakah sebelumnya ada suaminya atau saudara atau wali kota sebelumnya, harus terlepas semuanya dan menjadi pemimpin yang menjadi dirinya sendiri, tidak mengikuti bayang-bayang orang lain.
"Jika pemimpin itu tidak independen, maka ketika memimpin nanti tidak bisa memunculkan inovasi dan kreasi program-program," tuturnya.
Psikolog Politik dari Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Andik Matulessy
Alumnus Ilmu Psikologi S1 hingga S3 di Universitas Gajah Mada (UGM) ini menerangkan, Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia diperlukan figur pemimpin yang independen dan dapat diterima semua lapisan masyarakat.
"Di Surabaya harus punya kepemimpinan yang khas. Pertama, pemimpin yang religius. Kenapa? Karena di Surabaya basis organisasi keagamaannya sangat kuat dan sebagian besar masyarakat Surabaya kelopmpok yang religius," tuturnya.
Kedua, pemimpin yang benar-benar punya kemampuan inovasi dan kreasi terhadap Kota Surabaya, punya ide segar, baru dan inovatif. Ketiga, memang masyarakat Surabaya yang heterogen, maka pemimpin itu mampu berada pada semua kalangan, semua lapisan masyarakat.
Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji
"Di Surabaya juga dibutuhkan pemimpin yang kendel (berani) menghadapi masalah. Banyak persoalan di Surabaya yang belum selesai seperti surat ijo. Masalah penataan tata kota. Jadi masih dibutuhkan orang yang berani. Berani dan terukur dengan dasar aturan yang berlaku," jelasnya.
Andik menegaskan kembali, menjadi pemimpin harus terbebas dari bayang-bayang pemimpin sebelumnya. Kalau masih ada bayang-bayang pemimpin sebelumnya, maka dia tidak bisa menjadi pemimpin yang baik, inovatif dan hanya menjadi pekerja saja menuruti pemimpin sebelumnya.
"Jangan ada bayang-bayang pemimpin sebelumnya," tegasnya.
Ketua DPP PDIP Bidang Politik Puan Maharani telah mengumumkan rekomendasi bakal calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya yaitu Eri Cahyadi-Armudji.
Sedangkan 8 partai koalisi lainnya, PKB, PAN, Gerindra, Demokrat, PPP, NasDem, Golkar dan PKS telah mengusung Calon Wali Kota Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin dan pasangannya Mujiaman Sukirno.
Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak
Machfud Arifin sebelumnya berdinas di kepolisian dan pernah menjabat tiga kapolda yaitu Kapolda Maluku Utara, Kapolda Kalimantan Selatan dan terakhir Kapolda Jatim.
Setelah menjabat Kapolda Jatim dan pensiun, Machfud Arifin ditunjuk sebagai Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jatim untuk pemenangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin dalam Pemilihan Presiden 2019.
Sedangkan Mujiaman adalah alumnus Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya, yang puluhan tahun bekerja di perusahaan asal Jepang, perusahaan asal Amerika Serikat hingga pernah bekerja di perusahaan milik Bill Gates.
Sebelum dipilih menjadi calon wakil wali kota Surabaya mendampingi Machfud Arifin, Mujiaman menjabat sebagai Direktur Utama PDAM Surya Sembada Kota Surabaya.
URL : https://jatimnow.com/baca-29430-surabaya-butuh-wali-kota-bebas-dari-bayangbayang-pemimpin-sebelumnya