Pixel Code jatimnow.com

Kegotongroyongan Warga Pasuruan Kembangkan Wisata Petik Labu Madu

Editor : Sandhi Nurhartanto   Reporter : Moch Rois
Wisata petik labu madu
Wisata petik labu madu

jatimnow.com - Wahana wisata petik labu madu yang dikembangkan para pemuda Desa Pleret, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan kini mulai ramai dikunjungi wisatawan.

Tak hanya memburu buahnya, agrowisata yang diinisiasi pada pertengahan 2018 silam oleh Pokdarwis Desa Pleret kini pun juga jadi buruan spot swafoto untuk wisatawan lokal Pasuruan.

"Selain dapat memetik labu madu sendiri, lokasinya bagus buat selfi," ujar Anita, warga Purworejo, Kota Pasuruan, Sabtu (17/10/2020).

Senada, Dewi Cholila wisatawan lokal asal Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, meyakini jika wisata petik labu madu ini satu-satunya di Kabupaten Pasuruan.

"Sepertinya ini satu-satunya di Pasuruan yang saya tahu," kata Dewi.

Koordinator Pengelola Wisata Petik Labu Madu, Sukarto mengatakan jika wisata ini adalah pengembangan dari wisata air Sungai Dam Pleret yang telah ada lebih dahulu.

Menurutnya, wisata petik labu madu dibuat agar para pengunjung tidak bosan bermain di sungai hingga anggota Pokdarwis bergotong royong dan berinovasi hingga tercetus membuat agrowisata yang kemudian viral itu.

"Ide awalnya, di sini kan ada wisata desa (dam pleret) yang dibuat temen pokdarwis. Yang awalnya bebek-bebek an (perahu bebek), kemudian merambat ke perkebunan holtikultura seperti terong, cabe. Setelah kita searching internet, ketemu labu madu, kok asik bentuknya. Akhinya, dimulailah menanam labu madu itu," beber Sukarto.

Seiring waktu berjalan, ternyata pengembangan wisata labu madu ini memuaskan, Pada masa panen pertama pada tahun 2018 lalu, mulai dijadikan spot selfie para pengunjung wisata.

Sayangnya, saat anggota yang mulai optimis dengan wisata petik labu ini, dihadapkan permasalahan gagal panen.

"Panen kedua gagal, dan panen ketiga juga hasilnya tidak maksimal," tuturnya.

Baca juga:
Terpeleset saat Swafoto di Tebing Air Terjun Coban Centong, 1 Orang Hilang

Setelah mencobanya keempat kalinya, agrowisata labu madu ini pun sukses dan panennya melimpah. Terhitung ada 200 pohon yang sudah ditanam, berbuah dengan sempurna.

"Ini karena belajar dari pengalaman," tegasnya.

Saat ini, Sukarto mengatakan jika setiap harinya ada 70 hingga 100 wiasatawan datang berkunjung ke lokasi ini.

Selain berburu foto dan membeli labu madu sambil berwisata air sungai di Dam Pleret, para wisatawan tertarik dengan bentuk buah labu madu yang bak seperti kacang raksasa itu pun juga membeli bibit tanaman di kios yang disediakan pokdarwis.

"Sehari 70 sampai 100 orang pengunjung," katanya.

Baca juga:
Diajak Khofifah Keliling Grahadi dan Selfie, Warga: Happy Banget, Sampai Kemecer

Meskipun jadi buruan wisatawan lokal, tidak ada tiket masuk yang dikenakan untuk para pengunjung. Hanya saja, para pengunjung dikenakan biaya parkir.

"Untuk bayar parkirnya seikhlasnya saja," sambungnya.

Dari setiap keuntungan yang ada, mulai dari wahana dam pleret, penjualan labu madu dan uang parkir, semuanya dipergunakan untuk pengembangan wisata desa.

"Anggota Pokdarwis Desa Pleret ini ada 50 orang. Kita tidak ambil keuntungan dari wisata ini. Semua keuntungan kita peruntukkan untuk pengembangan wisata desa. Kalau ada lebihnya ya kita buat ngopi dan makan-makan bareng semua anggota," tandasnya.