Pixel Codejatimnow.com

Perjalanan Arek Surabaya Jadi Tentara Angkatan Laut Amerika

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Zain Ahmad
Tangkapan layar YouTube Jovan Zachary
Tangkapan layar YouTube Jovan Zachary

jatimnow.com - Menjadi tentara Angkatan Laut Amerika Serikat (United States Navy atau U.S. Navy) tidak pernah terfikirkan oleh pemuda asal Surabaya ini.

Seperti kisah Jovan Zachary, pemuda asal Surabaya yang kini menjadi tentara U.S Navy. Lantas, bagaimana Jovan, sapaan akrabnya bisa sampai menjadi tentara di Negara Paman Sam itu?

Dikutip dari channel YouTube miliknya, Jovan menceritakan kisah menginspirasinya itu dari orang biasa hingga diterima menjadi tentara.

Awalnya, ia merantau sendirian ke Los Angeles, Amerika Serikat untuk menerima ajakan menjadi tentara di sana. Dan pertama kali mengenal Amerika, karena orang tuanya dulu pernah lima tahun tinggal di sana.

"Banyak yang tanya, gimana sih kehidupan tentara, kesehariannya ngapain aja. Singkat cerita, perjalanan menjadi tentara, jadi saya lahir di Amerika. Papa Mama saya dulu tinggal di sini lima tahun,” kata Jovan mengawali ceritanya saat dilihat jatimnow.com, Rabu (4/11/2020).

"Terus ketika saya umur hampir setahun, akhirnya saya dibawa pulang ke Surabaya. Makane ngomong e medok gini (makanya bicara tidak lancar begini). Aku yo bingung, ape ngomong Indo medok, ngomong Inggris yo gak lancar makanya ngomong nggak lancar gini (Saya juga bingung, mau bicara Indonesia tidak lancar, Inggris juga tidak lancar. Makanya bicara tidak lancar begini)," tambahnya malu-malu.

Ia menyebut, setelah beranjak dewasa dirinya memutuskan untuk merantau ke Amerika sesuai dengan keinginan orang tuanya. Meski sempat mengalami kendala, tapi semangatnya untuk memenuhi amanah orang tua, tidak pernah pudar.

"Semua keluargaku di Surabaya, jadi saya sendirian merantau. Ngko sek ini aku iki ngomong e ambek baca ini, soale ora lancar, ndadak menyesuaikan (sebentar ini aku bicaranya sambil baca ini, karena tidak lancar, harus menyesuaikan),” papar Jovan terbata-bata.

"Tahun lalu Bulan Juli, rundingan sama Papa Mama. Ada masalah di imigrasi, terus Puji Tuhan dua bulan kemudian bisa berangkat. Pertama kalinya pergi jauh sendirian," lanjutnya.

Sebenarnya, Jovan juga berkeinginan hidup seperti orang biasa, bisa melanjutkan sekolah ke jenjang kuliah dan bekerja. Sebagai permulaan dan niat belajar lebih soal Bahasa Inggris, akhirnya ia memutuskan untuk jadi pelayan rumah makan.

Saat tiba di Los Angeles, Jovan merasa aneh dan takut. Karena dari Surabaya ke Amerika sangatlah jauh.

"Kayak excited, opo sing tak lakoni (apa yang harus aku lakukan) selanjutnya. Pingin hidup biasa, sekolah, sama kerja. Karena Inggris ku nggak lancar, aku kerja dulu di restoran,” ungkapnya.

Baca juga:
Pegadaian Dinoyo Surabaya Catat Rekor Transaksi Tembus Rp5 Miliar Pasca-Lebaran

Selama merantau di sana, Jovan bertemu dengan teman ayahnya. Dan tiba-tiba dibikin kaget dengan tawaran menjadi tentara. Dengan tegas, Jovan pun menolak karena takut.

"Ada temannya papa. Dia tiba-tiba mengajak jadi tentara. Saya jawab nggak mau lah. Tapi kok lama-lama ditawari terus, lama-lama jadi kepingin, banyak benefitnya (manfaatnya)," papar Jovan.

Seiring berjalannya waktu, Jovan akhirnya tertarik. Hingga kemudian ia memberanikan diri menuju ke San Fransisco untuk melakukan wawancara dan tes.

"Pertama, dapat asuransi, kalau nggak salah seumur hidup. Kedua, sekolah dibiayai pemerintah. Terus akhirnya aku putusin masuk tentara. Bulan depannya saya pergi ke San Fransisco nemuin anaknya temennya papa," ulasnya.

Meskipun sudah mantap dan yakin atas pilihannya tersebut, rasa takut menyelimuti Jovan saat mengikuti serangkain tes masuk Tentara Angkatan Laut Amerika atau United States Navy (USN).

Namun, siapa sangka, atas niat dan keyakinannya itu, Jovan selalu diberikan kelancaran hingga bisa mengikuti training selama dua bulan, sebagai tes selanjutnya.

Baca juga:
Prakiraan Cuaca Surabaya Kamis 25 April: Hujan Sore hingga Dini Hari

"Prosesnya panjang banget. Apalagi bicaraku nggak lancar, jadi sedikit takut juga masuk tentara. Terus habis itu, setelah tes terakhir, saya diterima buat training selama dua bulan,” katanya.

Selepas proses panjang itu, para peserta diberi waktu libur. Di sinilah dimanfaatkan Jovan untuk pulang kampung ke Surabaya. Ia lantas memohon doa restu keluarga dan teman-temannya.

"Setelah itu saya pulang ke Indo (Indonesia) dulu minta doa restu sama pamitan sama keluarga, sama teman-teman. Kirain masuk tentara nanti nggak bisa bebas,” ungkap Jovan.

Selama proses itu, Jovan juga kuliah dan mengikuti pelatihan militer. Tak mudah baginya di fase tersebut. Karena tenaga dan pikiran dikuras. Namun, atas kegigihannya, Jovan akhirnya lulus.

"Saya pas balik lagi ke sini, stres lagi. Saya training dua bulan stresnya minta ampun. Untungnya saya lulus, Puji Tuhan. Sekarang saya sekolah untuk education, sekolah untuk mesin kapal," pungkasnya.