Pixel Code jatimnow.com

Pencapaian Pemkab Ponorogo di Bidang Kesehatan Selama 5 Tahun

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Mita Kusuma
Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo, Rahayu Kusdarini
Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo, Rahayu Kusdarini

jatimnow.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo menyebut bahwa selama lima tahun terakhir, berbagai sektor pelayanan kesehatan terus mengalami peningkatan signifikan.

Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo, di antaranya pemberian 150 ambulans gratis untuk 150 Desa Siaga. Ambulans-ambulans itu diberikan kepada desa yang dinilai membutuhkan.

"Desa yang kami berikan itu yang jauh dari layanan kesehatan. Jadi warga bisa langsung diangkut ke puskesmas ketika urgent menggunakan mobil ambulans," jelas Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Ponorogo, Rahayu Kusdarini, Jumat (13/12/2020).

Menurutnya, Pemkab Ponorogo juga memberikan pelatihan secara berkala kepada sejumlah sopir Ambulans Siaga Desa. Tujuannya untuk mendapatkan pengetahuan dan pelatihan dalam pertolongan pertama gawat darurat.

"Ambulans Siaga Desa ini dianggarkan sejak 2017, 2018 dan terakhir 2019," ungkap Irin-sapaan akrab Rahayu Kusdarini.

Sementara prestasi lainnya, lanjut Irin, di Ponorogo telah ada tiga bank daerah yang tersebar di sejumlah rumah sakit. 31 puskesmas di Ponorogo saat ini juga dalam proses akreditasi dan telah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

"Kalau puskesmasnya secara akreditasi sudah nasional semua. Itu salah satu prestasi kami juga," jelasnya.

Baca juga:
Pemkab Ponorogo Siapkan Struktur Baru, 3 OPD Diprediksi Pecah

Untuk cakupan asuransi kesehatan masyarakat Ponorogo khususnya untuk BPJS, saat ini telah mencapai 66 persen. Dia menyebut pembiayaan BPJS sebelum 5 tahun terakhir hanya ada 19 ribu penduduk yang tercover Jamkesda.

"Saat ini menjadi 38 ribu warga tercover BPJS yang dibiayai oleh pemkab. Naik dua kali lipat," tegas Irin.

Begitu pula untuk pelayanan kesehatan tingkat desa. Pemkab Ponorogo juga memberikan uang transport Rp 500 ribu per bulan kepada setiap Posyandu. Program itu telah dimulai sejak 2017. Sedangkan 2018 dilakukan pemberian uang transport Rp 300 ribu bagi kader posyandu lansia.

Baca juga:
Apel HSN 2024 di Ponorogo, Pjs Bupati Ajak Santri Berperan Bangun Negeri

Dampaknya, lanjut Irin, angka kematian bayi di Ponorogo pada Tahun 2020 bisa ditekan ke angka 12,46 per 1000 kelahiran hidup.

"Padahal target nasional 23 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini jauh lebih baik dari angka nasional," tandasnya.

Namun untuk angka kematian ibu bayi di Ponorogo belum mampu di tekan di bawah angka nasional. Hanya saja sudah mulai terjadi penurunan signifikan. Tahun 2016 angka kematian ibu tercatat 174,27 per 100.000 kelahiran hidup dan pada 2020 turun 105,46 per 100.000 kelahiran hidup.