Pixel Codejatimnow.com

Ketika Para Petani Cabai di Mojokerto Borong Puluhan Motor hingga Mobil

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Achmad Supriyadi
Salah satu petani cabai di Mojokerto menunjukkan mobil yang dibelinya
Salah satu petani cabai di Mojokerto menunjukkan mobil yang dibelinya

jatimnow.com - Melambungnya harga cabai di pasaran menjadi berkah bagi para petani di Desa Pucuk, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto.

Hasil penjualan cabai yang dipanen para petani di desa itu dipakai untuk membeli hewan ternak, perhiasan, merenovasi rumah, motor hingga mobil. Cabai mereka terjual hingga Rp 50 ribu per kilogram.

Suami istri petani cabai di Desa Pucuk, Udi (45) dan Umiyati (35) mengatakan, mereka meraup keuntungan Rp 13 juta hingga Rp 15 juta hanya sekali panen. Sekali panen, mereka menghasilkan 1,9 kwintal cabai di lahan kayu putih milik Perhutani.

"Seumur-umur baru kali ini, dan ini sejarah. Pernah mahal tapi gak ada panennya. Sekarang pas panen, pas harga jual juga tinggi. Jika akumulasi hampir 1 ton selama 10 kali panen. Ini tetap untung meski panen 50 kilogram tapi harga jual Rp 50 ribu per kilogram," kata Udi dan Umiyati, Kamis (1/4/2021).

Menurut Udi, dari keuntungan yang mencapai Rp 500 juta itu dirinya bisa membeli hewan ternak sapi dan saat ini memperbaiki total rumahnya yang dulu berlantai tanah dan bertembok kayu kini direnovasi menjadi bangunan bertembok, berlantaikan keramik serta atap kanopi.

Salah satu petani cabai di Mojokerto menunjukkan motor yang dibelinyaSalah satu petani cabai di Mojokerto menunjukkan motor yang dibelinya

"Rencananya mau beli dua ekor sapi lagi. Kalau emas mungkin kalau ada sisa keuntungan dari panen terakhir ini. Kalau petani lainnya motor, mobil, saya bangun rumah saja," tutur dia.

Sementara Listyono, membeli satu unit mobil Toyota Avanza berwarna putih Tahun 2017 seharga Rp 145 juta dibayar tunai. Juga membeli sejumlah perhiasan serta ditabung buat biaya sehari-hari.

"Ya tidak menyangka juga bisa beli mobil. Belinya tidak ada satu bulan ini, masih sangat baru. Tahun 2017 pernah untung tapi tidak lama seperti sekarang. Panen cabai tahun ini juga dipengaruhi faktor cuaca, hasil panen bisa capai 4,7 kwintal," terangnya.

Kepala Desa Pucuk, Nanang Sudarmawan membenarkan warganya berbondong-bondong membeli hewan ternak, perhiasan, motor hingga mobil.

"Kalau jumlah kendaraan yang dibeli sekitar 30 sampai 50 motor dan dua mobil. Paling banyak petani cabai yang beli kendaraan di Dusun Pucuk. Ada juga yang merenovasi rumah pakai kayu jati," papar Nanang.

Nanang merasa senang karena warganya yang mayoritas sebagai petani itu bisa mendapatkan keuntungan dan bisa meningkatkan perekonomian serta kesejahteraannya.

"Alhamdulillah, Tahun 2021 ini masyarakat panen cabai banyak dan hampir setiap hari bisa beli sepeda motor. Kami selaku pemerintah desa merasa senang dengan hasilnya dan bisa menjadikan petani makmur untuk ke depannya," pungkasnya.