Pixel Codejatimnow.com

Pandemi Covid-19, Banyuwangi Giatkan Atraksi Wisata di Hotel

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Rony Subhan
Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah (Foto: Humas Pemkab Banyuwangi)
Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah (Foto: Humas Pemkab Banyuwangi)

jatimnow.com - Banyuwangi tengah menggiatkan konsep wisata staycation. Berkolaborasi dengan para pelaku seni, kini penginapan wisatawan akan dilengkapi atraksi seni budaya setiap weekend.

Wisatawan tetap bisa liburan menikmati atraksi seni meski hanya tinggal di hotel. Penyedia jasa akomodasi menyediakan atraksi seni dan budaya dengan protokol ketat sehingga wisatawan tidak perlu pergi keluar hotel untuk mendapatkan hiburan.

Para pelaku seni dari Sanggar Tari Sastra Dewa, Desa Wonosobo, Kecamatan Srono, meramaikan pertunjukan tersebut. Mereka tampil apik membawakan lakon Ande-Ande Lumut.

Kesenian janger merupakan kesenian khas Banyuwangi. Janger yang identik dengan lakon Damarwulan dan Minakjinggo ini merupakan akulturasi dari budaya Jawa, Bali dan Banyuwangi.

Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah menyebut janger sebagai salah satu daya tarik atraksi seni budaya di Banyuwangi.

"Janger masih menjadi daya tarik wisata di Banyuwangi. Kesenian ini sangat dekat dengan rakyat dan biasa digelar saat masyarakat Banyuwangi hajatan," kata Sugirah dalam siaran pers yang diterima redaksi, Jumat (2/4/2021).

Baca juga:
Mengenal Ritual Seblang Olehsari di Banyuwangi, Menari 7 Hari Berturut-turut

"Di musim pandemi ini terdapat kecenderungan wisatawan ingin berlibur tapi mengurangi aktivitas di luar. Untuk mengakomodir ini, kami menggandeng menajemen hotel agar menyediakan panggung seni di areanya," tambahnya.

General Manajer Hotel Santika, Indra Muiz, mengatakan pertunjukan ini sebagai bentuk promosi pariwisata Banyuwangi.

“Kami akan menggelar secara rutin pertunjukan semacam ini dan melibatkan para seniman di Banyuwangi. Daya tarik inilah yang membuat wisatawan tertarik untuk staycation di Banyuwangi," kata Indra.

Baca juga:
Bupati Ipuk Beber Komitmen Pemkab Banyuwangi Peduli Difabel, Ini Buktinya

Protokol kesehatan yang ketat diterapkan dalam pertunjukan janger ini. Selain para penampilnya mengenakan face shield, penontonnya juga duduk dengan jaga jarak.

Pengunjung tidak mengambil makanan secara swalayan, melainkan dilayani petugas. Petugasnya juga mengenakan faceshield, sarung tangan, dan antara makanan dengan pengunjung dibatasi dengan tirai plastik. Wisatawan yang hadir tampak sangat menikmati.

"Saya sangat menikmati pertunjukan janger ini meski saya tidak begitu paham bahasa yang digunakan. Tapi tata ceritanya, efek panggungnya, kostum yang dipakai, dan pelaku seninya tampil bagus banget," kata Arinda.