Pixel Codejatimnow.com

Khofifah Pimpin Misi Dagang Jatim ke Maluku Utara, Begini Hasilnya

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Ni'am Kurniawan
Misi dagang Pemprov Jatim dan Maluku Utara
Misi dagang Pemprov Jatim dan Maluku Utara

jatimnow.com - Untuk meningkatkan potensi perdagangan antar daerah, Pemprov Jatim kembali menggelar misi dagang, mempertemukan para pengusaha dari Jatim dengan pengusaha dan warga Jatim di Provinsi Maluku Utara (Malut).

Misi dagang dan investasi perdagangan Jatim dan Malut tersebut dipimpin langsung Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan digelar di Hotel Sahid Bella, Kota Ternate, Maluku Utara, Kamis (8/4/2021). Gubernur Khofifah diterima Gubernur Malut Abdul Ghani Kasubah.

Dalam misi dagang itu, Gubernur Khofifah dan Gubernur Abdul Gani menandatangani MOU Kerjasama Pembangunan Daerah Provinsi Jatim dengan Malut.

Juga dilakukan penandatangan perjanjian kerjasama (PKS) di sektor perindustrian, pemberdayaan koperasi dan UMKM. Serta penandatangan PKS antara Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jatim dan Malut.

Misi Dagang yang mengangkat tema "Meningkatkan Jejaring Konektivitas Antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Pemerintah Provinsi Maluku Utara" ini diikuti 50 pelaku usaha dari Jatim dan 100 dari Malut.

Para pelaku usaha dari Jatim ini membawa berbagai macam komoditas perdagangan mulai antara lain ayam beku, beras, bibit tanaman, jagung, pipa besi serta bahan pangan.

Sedangkan para pelaku usaha dari Malut membawa berbagai produk rempah-rempah, minyak kayu putih, hasil laut dan perikanan serta nikel dan biji besi.

Gubernur Khofifah berharap pelaksanaan misi dagang kali ini bisa meningkatkan transaksi potensi perdagangan dan konektivitas antara Jatim-Malut. Apalagi hubungan dagang yang terjalin antara dua provinsi ini sudah terjalin lama.

"Di Tahun 2020 kemarin, tercatat transaksi perdagangan produk dari Jatim ke Malut mencapai Rp 1,3 triliun. Sedangkan perdagangan dari Malut ke Jatim mencapai Rp 930 miliar," papar Gubernur Khofifah.

"Perdagangan antar pulau ini memang sangat potensial. Di Tahun 2020 perdagangan sektor antar pulau di Jatim yang terbangun surplus Rp 91 triliun. Sedangkan untuk ekspor terkontraksi Rp 8,1 triliun," tambahnya.

Gubernur Khofifah menambahkan, market atau pasar di Jatim sangat potensial dengan jumlah penduduk mencapai hampir 41 juta orang. Apalag banyak bahan baku industri yang dibutuhkan Jatim ada di Malut, utamanya rempah-rempah dan bahan baku ternak.

Baca juga:
Bank Jatim Libatkan 3 UMKM Binaan Dalam Misi Dagang Pemprov ke Banten

Di bidang pertanian, kerjasama juga bisa dilakukan, apakah gapoktan Jatim yang ke Malut atau sebaliknya. Sehingga kerjasama kedua provinsi ini saling menguatkan.

"Di Jatim kami tengah mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan tambang nikel serta hilirnya ada di Malut. Tentunya ini bisa menjadi potensi komoditas perdagangan yang bisa dioptimalkan antara Jatim-Malut," terang Gubernur Khofifah.

Sementara Provinsi Malut banyak membutuhkan produk pertanian dan peternakan dari Jatim. Seperti daging ayam beku, telur ayam, beras organik, baja hingga besi. Untuk itu, jaringan untuk bisa saling menguntungkan dalam pemenuhan kebutuhan perdagangan harus terjalin baik.

"Alhamdulillah sampai pukul 16.00 WIT, transaksi yang sudah tercatat mencapai Rp 500.212.860.000 . Ini menunjukkan potensialnya perdagangan antara Jatim dan Malut," papar Gubernur Khofifah.

Gubernur Khofifah berharap, ke depan hubungan antara dua provinsi ini tidak hanya soal perdagangan, tapi melebar hingga penguatan industri kreatif dan penguatan SDM.

Terlebih BPSDM Jatim dan Jabar telah ditunjuk KemenpanRB dan LAN RI sebagai pelopor corporate university (corpu).

Baca juga:
Komitmen Bank Jatim Dukung UMKM Binaan dalam Kegiatan Misi Dagang

"Kami ingin setelah ini ada PKS antara BPSDM Jatim dan BPSDM Malut di bidang Corpu. Karena ini akan memberi penguatan SDM di masing-masing institusi baik di level Pemprov ataupun pemkab/pemko di Malut dengan kami yang ada di Jatim," jelasnya.

"Jadi lewat misi dagang dan investasi kali ini kita harapkan akan mampu menciptakan win-win profit antara dua provinsi," sambung Gubernur Khofifah.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasubah menyambut positif misi dagang dan investasi yang diinisiasi Pemprov Jatim. Ia berharap agar kegiatan ini bisa menjadi pemicu kersejahteraan bagi warga Maluku Utara.

"Potensi kita besar di rempah-rempah. Tentu kita berharap Jatim menjadi pasar yang strategis. Kita terus mendorong perdagangan kita akan bisa meningkatkan PAD kita," tandas Abdul Ghani.