jatimnow.com - Pengrajin cobek di Kelurahan Randusari, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, kebanjiran pesanan menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad.
Para pengrajin bahkan mengaku kewalahan akibat permintaan pasar yang membludak.
"Kalau jelang maulid ini permintaan banyak. Tenaganya ini yang kurang. Sampai kewalahan," ujar Sofah (52) pengrajin cobek di Kota Pasuruan, Senin (11/10/2021).
Sofah menceritakan, tradisi masyarakat lokal menjadi penyebab naiknya tingkat permintaan produk kerajinan cobek. Cobek digunakan sebagai wadah hantaran aneka makanan dan buah untuk dibawa ke musala atau masjid saat malam perayaan Maulid Nabi Muhammad.
"Untuk membedakan cobek untuk peringatan maulid nabi dengan cobek untuk ulekan, saya beri motif atau corak warna dan ukiran di tepi cobek," jelasnya.
Baca juga:
Cagub Jatim Khofifah Ajak Santri Ikut Jemput Indonesia Emas 2045
Ibu rumah tangga yang sudah menekuni kerajinan cobek lebih dari 30 tahun ini mengaku, setiap bulannya ia mampu membuat dan menjual 2 ribu cobek. Namun untuk menjelang maulid, meski stok produksi cobek sudah ditingkatkan, ia masih saja belum mampu mencukupi permintaan pasar.
"Kalau bahannya sudah habis, ya terpaksa menolak pesanan yang masuk. Dan itu sering, kalau jelang maulid ini," ungkapnya.
Untuk bandrol harga, cobek produksi Sofah pun terbilang murah. Yakni Rp 2.000 untuk harga ecer dan Rp 1.700 untuk harga di tingkat tengkulak.
Baca juga:
Makna Maulid Nabi Muhammad dan Keutamaannya bagi Umat Islam
"Yang beli atau pesan semuanya datang ke sini langsung," tandasnya.
Kerajinan cobek di Kelurahan Randusari, Kota Pasuruan.