Pixel Codejatimnow.com

Berkat Sarung Tenun, Desa Wedani Gresik Jadi Desa Devisa

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Sahlul Fahmi
Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani (kanan) berama Wabup saat melihat sarung produkai perajin Desa Wedani. (Foto: Istimewa)
Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani (kanan) berama Wabup saat melihat sarung produkai perajin Desa Wedani. (Foto: Istimewa)

Gresik - Sebagai salah satu desa di Gresik yang memiliki julukan Desa Tenun, Desa Wedani, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik memiliki potensi luar biasa berupa desa produsen sarung berkualitas.

Desa Tenun tersebut telah banyak dikenal berbagai kalangan masyarakat sebagai desa penghasil kain sarung dengan berbagai motif.

Dengan 60 pengrajin, Desa Wedani mampu menyerap 1.500 tenaga kerja dengan kemampuan produksi masing-masing pengrajin sebanyak 200 lembar sarung tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Atas hal itu, Pemerintah dan LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia) menjadikan Desa Wedani sebagai desa devisa di Kabupaten Gresik.

Desa Wedani merupakan desa kelima yang menjadi desa devisa di seluruh Indonesia. Sebelumnya, LPEI telah sukses mengorbitkan desa devisa di Kabupaten Jembrana, Kabupaten Bantul, Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Subang.

Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) saat menghadiri peresmian Desa Wedani sebagai desa devisa, Senin (02/11/2021), mengatakan bahwa produksi sarung tenun Desa Wedani memiliki kualitas yang bagus. Wedani telah memiliki pasar yang cukup luas baik di dalam maupun di luar negeri.

Baca juga:
Kabupaten Gresik Kembali Raih Penghargaan Adipura 2023

“Sampai dengan saat ini, Wedani telah lepas ekspor sebanyak dua kali ke negara Arab Saudi, Ethiopia, Brunei Darussalam dan Malaysia. Kekhasan sarung Wedani dengan berbagai motif seperti Songket Gunung Timbul, Goyor, Corak Liris, Mustamin sangat diminati pasar,” urai Gus Yani.

Karena potensi yang sangat luar biasa itu, Desa Wedani layak untuk mendapat pendampingan dari lembaga terkait agar dapat mengembangkan potensi ekspor dan memiliki pangsa pasar yang lebih luas.

“Dan Alhamdulillah LPEI hadir di saat yang tepat untuk memberikan pendampingan. Di samping keterlibatan langsung dari Pemerintah Daerah melalui Diskoperindag Kabupaten Gresik dan Bea Cukai yang terus memberikan arahan dan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh Desa Wedani,” jelasnya.

Baca juga:
Angka Kemiskinan Ekstrem di Jawa Timur Turun 3,58 Persen

Dirinya berharap, agar semakin banyak desa di Kabupaten Gresik yang bisa berinovasi dan menghasilkan produk-produk unggulan sebagai perwujudan One Village One Product yang digaungkan dalam Nawa Karsa Bupati dan Wakil Bupati Gresik.

“Potensi UMKM di Kabupaten Gresik sangat luar biasa. Tugas kita sebagai Pemerintah Daerah akan berkomitmen untuk terus mendorong dan memberikan pendampingan kepada UMKM agar berani ekspor dan bisa menjadi desa devisa seperti halnya Desa Wedani yang merupakan desa percontohan di Gresik. Ini juga sebagai salah satu upaya melakukan pemulihan ekonomi masyarakat,” kata Gus Yani.