Surabaya - Universitas Dinamika (Undika) bekerja sama dengan Komunitas Honda Brio Club Indonesia (HBCI) berupaya meningkatkan dan memanfaatkan inovasi teknologi otomatif yang dibuat para mahasiswa dan dosen.
Penandatangan kerja MoU dilakukan di lapangan parkir Undika pada Sabtu (13/11).
Rektor Undika, Prof Dr Budi Jatmiko mengatakan, selama ini beberapa mahasiswa Teknologi Komputer kerap berinovasi pada aplikasi motor maupun mobil.
“Seperti alat deteksi kantuk, alat deteksi tekanan ban mobil menggunakan wireless dan masih banyak lagi,” kata Prof Budi.
Dengan adanya kerjasama, Undika akan melakukan diskusi terkait pengembangan alat atau inovasi yang dibutuhkan oleh pengendara di Indonesia, atau bahkan di dunia. Undika juga membutuhkan pihak terkait dalam membuat sebuah teknologi baru, agar inovasi yang dibuat sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Pertama kali berkerja sama di bidang otomotif membuat Undika sadar bahwa pengembangan teknologi otomatif juga membutuhkan stakeholder lainnya. Ke depannya, Undika akan meluncurkan inovasi baru berupa mobil listrik.
Ketua HBCI Rudi Prayetno mengungkapkan, bersedia dan berkomitmen mendukung pengembangan inovasi teknologi Undika, khususnya bidang otomotif.
“Inovasi seperti pengingat atau alarm kantuk atau lainnya ini sangat diperlukan. Apalagi selama ini terjadinya kecelakaan karena human error,” jelasnya.
Baca juga:
SKK Migas Jabanusa Dukung Inovasi Anak Bangsa di Pameran SINOX-01 Surabaya
Ia berharap HBCI bisa mendukung pengembangan inovasi yang dibuat oleh Undika.
Salah satu mahasiswa S1 Teknik Komputer Undika, Satria Adi Muhammad, membuat alat pengukur tekanan ban wireless pada kendaraan. Tujuannya untuk memudahkan pengendara motor atau mobil saat controlling ban.
“Dengan alat ini, pengendara motor bisa mengecek tekanan atau controlling ban, bahkan saat berkendara, karena ada alarm batas minimum. Misalnya pengguna motor mengatur tekanan ban motor depan 30 yang belakang 35, jika mobil biasanya 35 sampai 40. Kalau kurang dari itu alarm akan berbunyi sebagai tanda kalau tekanan ban kurang,” ujar Satria.
Alat pengukur tekanan ban motor tersebut menggunakan sensor MPX5700AP, terdiri dari 3 alat. Dua sensor yang dipasang pada ban depan dan belakang, serta satu alat penerima yang digunakan untuk melihat tekanan ban. Namun, jika digunakan untuk mobil membutuhkan empat alat sensor yang dipasang di setiap roda.
Baca juga:
Terminal Gapura Surya Nusantara jadi Pionir Modernisasi Pelabuhan Nasional
"Alat sensor tersebut dipasang langsung di pentil ban kendaraan, lalu ada satu alat penerima yang akan terus memunculkan angka tekanan ban. Sehingga pengendara bisa memonitoring tekanan ban lewat alat penerima tersebut," bebernya.
Adi berharap bisa mengembangkan alat ini dengan disambungkan pada smartphone agar memudahkan memonitoring tekanan ban kendaraan. Sehingga bisa banyak dimanfaatkan oleh masyarakat.
Reporter: Shella Shofiyannajah