Pixel Code jatimnow.com

Melihat Upaya Petrokimia Gresik Antisipasi Anjloknya Harga Hasil Penen Petani

Editor : Arina Pramudita   Reporter : Sahlul Fahmi
Direktur Utama PG, Dwi Satriyo Annurogo (tengah) saat panen kangkung dalam Program Makmur. (Foto: Humas Petrokimia Gresik for jatimnow.com)
Direktur Utama PG, Dwi Satriyo Annurogo (tengah) saat panen kangkung dalam Program Makmur. (Foto: Humas Petrokimia Gresik for jatimnow.com)

Surabaya - Petrokimia Gresik terus melakukan upaya untuk memakmurkan taraf hidup petani. Salah satunya dengan menciptakan Program Makmur yang dapat melindungi harga hasil panen.

Program Makmur dapat memberikan jaminan pasar dengan menghadirkan offtaker yang melindungi harga hasil panen agar tidak anjlok saat dijual ke tengkulak.

Perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia tersebut juga menggandeng pihak asuransi untuk melindungi petani dari potensi gagal panen, serta bekerja sama dengan pihak perbankan sebagai pemberi modal.

Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik Digna Jatiningsih menjelaskan, dalam Program Makmur 2021 ini Petrokimia Gresik menggandeng 21.344 petani dengan luasan lahan yang digarap mencapai 19.421 hektar atau 121% dari target yang diamanahkan yaitu 16.000 hektar.

Digna menyampaikan, Program Makmur adalah inisiatif Pupuk Indonesia yang dijalankan oleh seluruh anggota holding, termasuk Petrokimia Gresik.

“Program Makmur merupakan upaya untuk menciptakan ekosistem yang mendukung petani dari hulu hingga hilir, sehingga proses budidaya maupun pemasaran hasil pertanian berjalan optimal,” kata Digna Jatiningsih, Rabu (22/12/2021).

Digna mengatakan jika Petrokimia Gresik sendiri berperan dalam menyuplai pupuk dan pestisida melalui anak perusahaan, sekaligus memberikan kawalan melalui edukasi pemupukan berimbang dan layanan Mobil Uji Tanah.

“Ketika produktivitas meningkat dan hasil pertanian terserap dengan baik, diharapkan kesejahteraan petani dapat terdongkrak dan tentunya stok pangan nasional juga terjaga,” jelasnya.

Program Makmur juga menjadi sarana edukasi bagi Petrokimia Gresik agar petani terbiasa menggunakan pupuk non-subsidi. Hal ini dirasa perlu mengingat alokasi pupuk subsidi yang diberikan pemerintah jumlahnya terbatas dibandingkan kebutuhan nasional. Sebagai bonusnya, penjualan pupuk nonsubsidi Petrokimia Gresik mengalami peningkatan.

Baca juga:
Kalahkan TNI AU, Petrokimia Gresik Pimpin Klasemen Final Four Livoli Divisi Utama

Dari data yang ada, tahun 2021 serapan NPK nonsubsidi dari Program Makmur mencapai 9.656 ton atau 201% dari target sebesar 4.800 ton. Sementara serapan Urea non-subsidi sebanyak 3.812 ton atau 119% dari target 3.200 ton. Sedang serapan pupuk non-subsidi ZA sebanyak 16.383 ton, SP-36 berjumlah 390 ton dan ZK 46 ton.

“Adapun total penjualan pupuk komersial atau non-subsidi dari Program Makmur Petrokimia Gresik mencapai 29.585 ton,” bebernya.

Kendati demikian, ada sejumlah kendala yang dihadapi Petrokimia Gresik dalam menjalankan Program Makmur, salah satunya adalah keterbatasan tenaga administrasi dan lapangan yang memiliki kualifikasi agronomis untuk kawalan lapangan. Untuk mengatasi kendala ini Petrokimia Gresik mengadakan sejumlah workshop agar kawalan lapangan Program Makmur berjalan optimal.

Workshop yang diselenggarakan di antaranya adalah Tanaman Pangan dan Hortikultura dengan distributor, kemudian Workshop Komoditi Tebu Provinsi Jawa Timur dengan PTPN X, XI RNI I dan Pabrik Gula Candi Baru, serta Workshop Tenaga Kawalan Lapangan Program Makmur Petrokimia Gresik.

Baca juga:
Petrokimia Gresik Raih Kemenangan Kedua di Final Four Livoli Divisi Utama

Digna juga mengungkapkan target Program Makmur yang dipercayakan kepada Petrokimia Gresik tahun 2022 mengalami peningkatan menjadi 85.000 hektar. Adapun perinciannya adalah untuk komoditas pangan (padi, jagung dan kedelai) seluas 40.000 hektar. Kemudian perkebunan (tebu dan kelapa sawit) seluas 37.000 hektar. Sedangkan hortikultura (bawang merah, benih hortikultura, kentang dan cabai) seluas 8.000 hektar.

Sebagai upaya untuk memenuhi target di atas, Petrokimia Gresik meluncurkan program Mangga Makmur, yaitu program pertanian terpadu yang mengintegrasikan Program Makmur dengan Program Corporate Social Responsibility (CSR) berupa pinjaman dana PUMK (Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil).

Saat ini Petrokimia Gresik tengah menggodok pengajuan dari dua lembaga pertanian yang nantinya akan didanai oleh CSR Petrokimia Gresik. Pertama adalah Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR) Mustika Manis dari Jawa Tengah yang memiliki 450 petani dan lahan seluas 650 hektar. Kedua adalah Farmer Mitra Penangkaran Benih PT East West Seed Indonesia, yang memiliki lahan seluas 591 hektar.

“Adapun nilai pinjaman KPTR Mustika Manis sebesar Rp 5,6 miliar. Sedang Farmer Mitra Penangkaran Benih PT East West Seed Indonesia nilainya mencapai Rp 6,4 miliar,” pungkas Digna.

Persebaya Tekuk Persija, Ini Rahasianya
Olah Raga

Persebaya Tekuk Persija, Ini Rahasianya

Pelatih Persebaya Paul Munster mengakui, ini memang bukan pertandingan yang mudah. Tetapi ada kunci yang membuat Persebaya berhasil meraih kemenangan.