Pasuruan - Pengelola Wisata Sumber Air Panas Kepulungan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan mengaku kuwalahan membendung kedatangan komunitas diduga gay atau kaum homoseksual.
Usai pembongkaran bilik pemandian yang dihadiri Muspika Gempol pada Senin (24/1/2022) lalu, ternyata malam harinya, komunitas diduga homo tersebut kembali berulah.
"Senin malam itu mereka datang lagi. Ada beberapa orang. Lagaknya ya seperti itu (diduga homo)," jelas Humas Karang Taruna sekaligus Pengelola Pemandian Air Panas Kepulungan, Hiza Ikhromi, Rabu (26/1/2022).
Menurut Hiza, komunitas diduga homo yang datang pada Senin malam itu juga sempat berbuat gaduh. Mereka menata meja yang rencananya akan dibuat tempat jualan untuk dijadikan tempat duduk bersama.
"Akhirnya saya datangi bersama teman-teman petugas keamanan dan parkir, untuk menyuruh mereka turun," terangnya.
Tidak sampai di situ, ketika petugas jaga yang berjumlah dua orang itu lengah, beberapa orang dari komunitas diduga homo itu mematikan lampu. Padahal selain berfungsi penerangan, lampu itu untuk mencegah tindak asusila.
Baca juga:
Pria asal Malang Meninggal di Pemandian Umum Air Panas Songgoriti, Kota Batu
"Dua kali mereka sengaja mematikan lampu. Kita hanya bisa memarahinya dan mengusir," beber dia.
Setelah kejadian, karang taruna menutup lokasi pemandian pada Selasa (25/1/2022). Mereka menyiapkan beberapa banner berisi aturan-aturan yang harus ditaati para pengunjung.
"Hari ini banner berisi aturannya sudah selesai dan kami pasang. Sehingga malam ini kami buka kembali. Kalau ada yang melanggar akan kami usir," tegasnya.
Baca juga:
Komunitas Diduga Homo di Sumber Air Panas Kepulungan Disebut Asal Lintas Daerah
Terkait upaya pencegahan, tidak ada yang berubah. Dari dua orang petugas, salah satu akan bergantian mengecek suasana di sumber air panas satu jam sekali.
"Kita bisanya masih fokus menjaga parkir kendaraan. Sebab jarak tempat parkir ke area sumber sekitar 200 meter. Selain itu ya berdoa, dijaga bareng-bareng. Kalau ada pengunjung yang dicurigai komunitas homo yang diingatkan. Karena kita tidak bisa membuktikan," tandasnya.