Banyuwangi - Rahman Mulyadi (55), Kepala Desa Sraten, Kecamatan Cluring, berjalan kaki sejauh 2 kilometer demi mendatangi kondangan pernikahan sahabat karibnya. Lha ngapain gak naik mobil?
Usut punya usut ternyata, Rahman rela capek jalan kaki lantaran sudah bernazar sebelumnya. Jika sahabatnya itu menikah, akan berjalan kaki sambil diiringi musik rebana.
Sahabat karib Rahman itu cukup lama membujang. Bahkan bisa dibilang agak telat nikah. Dari kondisi itu, untuk menyemangatinya, Rahman bersumpah jika sahabatnya yang bernama Abdul Muhit, itu menikah akan berjalan kaki menuju tempat pernikahan.
"Saya dulu pernah mengucap nazar di hadapan sahabat saya itu. Jika kamu mau menikah, nanti saya dan istri ke tempatmu berjalan kaki diiringi terbangan," jelasnya.
Baca juga:
Kisah di Balik Alasan Warga Ponorogo yang Menikah dengan Mahar Beras
"Jika saya tidak tepati, saya takut kuwalat dengan ucapan saya. Makanya saya laksanakan, walaupun saya bersama istri harus menahan malu karena dilihat banyak warga," kata Rahman.
Warga sekitar sontak berdatangan melihat pemandangan yang tidak sewajarnya ada di kampungnya itu. Adat pernikahan di Banyuwangi yang diarak adalah pengantinnya, tapi sekarang terbalik, tamu yang datang ke hajatan yang diarak memakai musik rebana.
Baca juga:
Pernikahan di Ponorogo Bermahar Beras 50 Kg Hasil Tanam Sendiri
"Saya melihatnya aneh tapi setelah mendengar itu nazarnya Pak Lurah kepada sahabatnya ya sah-sah saja," ujar Fahru, salah satu warga Sraten.
URL : https://jatimnow.com/baca-41521-kades-di-banyuwangi-jalan-kaki-2-km-datangi-kondangan-ngapain