Jombang - Keberkahan jelang bulan suci Ramadan kian dirasakan pengusaha konveksi di Kabupaten Jombang. Produksi sajadah karakter motif diburu para orang tua untuk anak-anak mereka.
Seperti yang dirasakan Sugiarto (41), warga Kelurahan Jombatan, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang. Ia merupakan pengusaha konveksi rumahan yang kini bisa meraup pendapatan dari produksi sajadah karakter motif.
Ditemui di tempat usahanya di Dusun Geneng, deru suara mesin terus terdengar meski para pekerja sedang beristirahat. Banjir pesanan jelang puasa seperti sekarang ini, memaksa mesin cetak sablon milik Sugiarto terus menyala dari pagi hingga malam.
Sugiarto menceritakan proses pembuatan sajadah produksinya hingga siap dipasarkan secara online. Ia memperlihatkan mesin pencetak sablon dan kertas sublime berukuran besar yang akan di-press ke kain berbulu khusus untuk sajadah.
"Untuk kertasnya ini namanya kertas transfer yang kemudian dilakukan press atau dipindahkan ke kain bulu, prosesnya ini namanya sublimasi," ucap Sugiarto, Kamis (3/3/2022).
Setelah gambar tercetak ke kain kemudian dilakukan proses pemotongan, dilanjutkan pelapisan dengan menambahkan spon agar sajadah terasa empuk saat dipakai.
"Bahan kainnya kita pakai kain bulu biar lebih halus dan anak-anak suka. Mangsa pasar alas ibadah salat untuk anak kecil ini memang pembelinya bukan anak-anak, tetapi orang tua bisa memberikan edukasi mulai dini untuk anaknya salat maupun saat mengaji," imbuhnya.
Baca juga:
Pengusaha Konveksi di Lamongan Kecipratan Berkah Pemilu 2024
Karakter kartun anak paling digemari pelanggan Sugiarto, misalnya karakter film animasi dan superhero. Dalam sehari, ia bisa membuat ratusan sajadah yang dijual melalui marketplace.
Sugiarto menunjukkan proses pembuatan sajadah anak di rumahnya.
"Permintaan pesanan offline seperti dari sekolahan juga ada. Kalau untuk harganya terjangkau, untuk per sajadah tanpa alas empuk hanya 23 ribu, dan jika ada permintaan desain sendiri harganya beda lagi. Rata-rata naiknya pesanan bisa naik 50 persen jelang Ramadan, yang biasanya 150 sajadah sehari, seperti tahun kemarin kenaikkannya mencapai lima kali lipat," terangnya.
Ide kreatif usaha sajadah karakter bermula saat pandemi Covid-19 melanda. Sugiarto yang sebelumnya memproduksi seragam sekolah, terpaksa gulung tikar karena siswa bersekolah dari rumah. Namun, demi menafkahi anak, istri dan para pekerja, ia banting setir ke masker kain, scuba dan terakhir sajadah karakter anak-anak.
Baca juga:
Home Industry Makanan Ringan di Malang Terbakar
"Selama pandemi, produksi seragam, kaos kaki, dasi, serta aksesoris sekolahan terhenti, karena anak-anak sekolah harus belajar daring. Sempat memproduksi masker scuba dan akhirnya bisa terbantu setahun dan berhenti lagi. Sewaktu itu belum tahu marketplace," jelasnya.
Setelah rekan bisnisnya mengajak beralih ke marketplace, alhasil awal tahun 2021 bermodal nekat, ia memberanikan diri memproduksi sajadah anak-anak. Sampai saat ini, produknya selalu jadi buruan masyarakat dan kini menjadi produk andalan Sugiarto.
"Dari coba-coba inilah, usaha konveksi kembali naik, dan produksi sajadah karakter ini laku keras di pasar marketplace online menjadi kunci sukses keberhasilan di era teknologi sekarang ini. Para pelanggan yang pesan rata-rata dari luar kota, salah satunya dari Aceh," pungkasnya.