Pixel Codejatimnow.com

Sibuk Bantu Korban Banjir Bandang, Pasutri Ini Jarang Pulang ke Rumah

 Reporter : Erwin Yohanes
Koordinator Dapur Umum Tagana Dinsos Banyuwangi Darsono.
Koordinator Dapur Umum Tagana Dinsos Banyuwangi Darsono.

jatimnow.com - Salah satu pasangan suami-istri (Pasutri) yang tinggal di Desa Lemahbang Dewo, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi mengaku jarang pulang ke rumahnya.

Dia lah Darsono (50) dan Siti Maulidah (35) yang sejak Jumat (22/6) atau pasca kejadian banjir standby di lokasi bencana di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi hingga, Sabtu (30/6/2018) ini.

"Pulang sih mas, melihat kondisi dan keadaan rumah. Setelah itu kembali lagi ke sini (membantu di lokasi terdampak banjir)," kata Darsono saat ditemui di Dapur Umum Dinas Sosial di Desa Alasmalang.

Bapak satu anak itu mengaku, Sabtu atau sehari pasca banjir dirinya bersama istri membantu menyiapkan kebutuhan makan setiap harinya bagi masyarakat korban banjir yang merendam sejumlah 415 rumah di empat dusun Desa Alasmalang. Termasuk para relawan bencana.

Setiap harinya, bersama anggota dapur umum Tagana Dinsos menyiapkan sekitar 6.000 ribu bungkus nasi. Untuk sarapan, makan siang dan makan malam bagi relawan dan masyarakat korban luapan banjir Sungai Badeng.

"Jam 8 pagi sarapan sudah harus dibagikan. Malam harinya suami saya membantu menyiapkan bahan makanan untuk dimasak besok. Jadi tidurnya di sini," tambah istri Darsono, Siti Maulidah sambil menyiapkan lauk pauk untuk makan malam masyarakat dan para relawan nanti.

Darsono bercerita, lelaki yang mengaku per tahun 2006 masuk tim Tagana Dinsos Banyuwangi itu menceritakan, setiap harinya dapur umum mulai memasak makanan sejak pukul 03.00 hingga pukul 17.00 WIB.

Banyak juga, masyarakat, dari BUMN, pengusaha swasta, dan organisasi atau komunitas berempati dengan tugas tim Tagana yang menyiapkan makanan hingga hari ini dengan mendonasikan sejumlah uang.

Namun, lanjut Darsono yang juga koordinator dapur umum tim Tagana itu, tidak mau menerimanya.

"Kalau mau menyumbang lebih baik dalam bentuk bahan makanan atau minuman penambah energi atau jamu untuk anggota tim. Karena kita juga ada administrasi pembukuannya. Kalau uang kami tidak berani," tegasnya.

Baca juga:
Tim SAR Susur Sungai Kedak, Cari Lansia yang Hilang Akibat Banjir Kota Kediri

 Istri Darsono, Siti Maulidah (kaos merah) tengah menggoreng lauk ayam di dapur umum

Lelaki yang mengaku enjoy menyandang status sebagai pekerja sosial itu menambahkan, dalam pembagian tugas di dapur umum tim Tagana yang beranggotakan sekitar 50 orang itu saling berkoodinasi dalam menyiapkan makanan.

Seperti menanak nasi dalam sekali makan yang membutuhkan sekitar 2 kwintal beras dilakukan oleh anggota tim laki-laki. Sedangkan anggota tim perempuan dan para relawan bertugas menyiapkan sayur dan lauk pauk serta membungkus makanan.

"Biasanya orang BUMN atau pengusaha yang mau menyumbang koordinasi dulu kepada kami. Kami sampaikan bahan makanan yang kurang apa saja," kata Darsono yang berencana membuka warung sate dan gule kambing itu.

Baca juga:
Curhat Warga Ngampel Kota Kediri yang Rumahnya Masih Terendam Banjir 1 Meter

"Biasanya BUMN atau pengusaha yang mau menyumbang koordinasi dulu kepada kami. Lalu kami sampaikan bahan makanan yang kurang," terangnya.

Siti Maulidah menambahkan, sejak usia muda ia dan suaminya sudah aktif di karang taruna desa dan berminat dibidang kegiatan sosial.

"Secara pribadi kami senang dengan kegiatan sosial seperti ini," kata Maulidah.

Reporter: Hafiluddin Ahmad

Editor: Erwin Yohanes