Ponorogo - Puluhan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa menyambut kedatangan Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Ponorogo, Rabu (30/3/2022). Ada sekitar 40 mahasiswa melakukan aksi di Jalan Letjend Suprapto, depan gardu PLN Ponorogo.
Pantauan di lokasi, mahasiswa menggunakan pakaian serba hitam. Mahasiswa yang demo adalah Alisiansi Mahasiswa Ponorogo Bergerak.
Mereka membawa spanduk berisi tentang kenaikan harga minyak. Juga tentang pencabutan harga eceran tertinggi (HET) minyak Goreng, yang semula kemasan premium Rp14 ribu per liter, kemasan sederhana Rp13,5 ribu per liter, dan curah Rp11,5 ribu.
Saat ini, untuk kemasan premium dan sederhana sudah dibebaskan tanpa HET. Sedangkan curah HET-nya Rp14,5 ribu per liter.
Koordinator aksi, Aldila Mayang Putri mengatakan, sebagai salah satu dari lima negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, carut marut masalah langkanya minyak goreng yang diikuti dengan kenaikan harga telah menunjukkan bahwa pemerintah hari ini telah gagal dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk menjamin kesejah rakyat.
"Ini telah menyebabkan harga minyak goreng melambung sangat tinggi pemerintah sebagai penyambung aspirasi sama sekali tak mampu mengatasi segala persoalan yang diderita rakyat hari ini," bebernya.
Baca juga:
Laskar Kamil, Bantahan Ketua KPU Sidoarjo, Dana BOS SMK 2 PGRI Ponorogo
Menurutnya, satemen Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang menyatakan mahalnya harga minyak goreng akibat permainan segelintir pihak, membuktikan bahwa kedudukan pemerintah telah kalah oIeh segelintir pihak, yaitu mafia.
"Tangkap mafianya juga. Wapres yang datang ke Ponorogo seharusnya tahu, " tambahnya.
Para mahasiswa ini diantaranya menuntut menolak pencabutan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 22 Tahun 2021 tentang pentepan HET. Tuntutan kedua, tangkap dan adili mafia minyak goreng. Lalu, menuntut pengunduran diri Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi.
Baca juga:
Tanah Longsor Tutup Akses Jalan Madiun ke Telaga Ngebel Ponorogo
Aksi ini sempat ada ketegangan antara mahasiswa dan aparat keamanan. Karena aparat meminta mahasiswa agak geser ke kanan.
"Karena kita dekat dengan lampu merah. Padahal pengennya ketemu atau berpapasan. Agar Wapres tahu suara kami," pungkas Aldila.