Pixel Code jatimnow.com

Berburu Bakso Ketro Ponorogo, Hanya Buka Sekitar 3 Jam Setiap Hari

Editor : Sofyan Cahyono   Reporter : Mita Kusuma
Bakso Ketro di Ponorogo Ludes dalam waktu 3 jam.(Foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)
Bakso Ketro di Ponorogo Ludes dalam waktu 3 jam.(Foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)

Ponorogo - Warung Bakso Ketro cukup terkenal di Ponorogo. Lokasinya di Jalan Cinde Willis, Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo. Warung bakso yang diberi nama sesuai pemiliknya, Ketro, itu hanya bukan 2-3 dalam sehari. Penasaran seperti apa?

Warung Bakso Ketro cukup sederhana. Hanya ada satu gerobak di depan. Sang pemilik, Ketro meladeni pelanggan bersama istrinya. Anaknya membantu membuatkan minuman.

Racikan Bakso Ketro juga sangat sederhana. Hanya bola-bola daging, kaldu, bihun, dan sayur sebagai pelengkap. Ditambah gorengan yang siap menggoyang lidah setiap pelanggan.

Warung Bakso Ketro mulai diserbu pelanggan mulai pukul 11.00 WIB atau mendekati jam istirahat pegawai. Kursi yang disediakan bakal penuh pengunjung.

"Di sini yang membedakan adalah baksonya. Lembut, sangat lembut sekali. Jadi kayak nggak ada campurannya yang lain, " ujar salah satu penikmat bakso, Pebrianti, Rabu (30/3/2022).

Bakso Ketro di Ponorogo Ludes dalam waktu 3 jam.(Foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)Bakso Ketro di Ponorogo Ludes dalam waktu 3 jam.(Foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)

Baca juga:
Menikmati Bakso Kapok di Lamongan, Rp15 Ribu Ambil Sepuasnya

Pebri mengaku ketagihan dengan Bakso Ketro. Kuahnya sangat terasa. Dia pun rela datang lebih awal ke warung Bakso Ketro.

Menurutnya, jam-jam makan siang biasanya banyak pembeli. Buka pukul 11.00 WIB, Bakso Ketro sudah habis sekitar pukul 14.00 WIB.

"Saya sempat ngaplo (tidak kebagian), lo. Waktu itu masih pukul 14.00 WIB kurang dikit. Tapi baksonya sudah habis, ludes. Enak, murah lagi. Cuma Rp10 ribu satu mangkok, " terangnya.

Baca juga:
Viral Bakso Porong Sidoarjo, Pembeli Ambil Sepuasnya Harga Hanya Rp15 Ribu

Jadi sebelum datang, Pebri kerap menghubungi pemilik warung melalui telepon terlebih dahulu. Jika pemilik warung menyampaikan bakso masih tersedia, dia pun datang.

Sementara pemilik warung bakso, Ketro mengaku sudah berjualan sejak 1978. Namun tidak menetap seperti sekarang. Awalnya, ia berjualan berkeliling. Alhasil, banyak pelanggan yang kebingungan mencarinya. Dari situlah, Ketro memilih untuk membuka warung bakso di rumahnya pada 1980-an

"Tidak ada resep khusus, resep rahasia. Yang jelas saya mencoba akrab dengan semua pelanggan. Biar mereka juga kembali dan menikmati bakso buatan saya, " pungkasnya.