Pixel Codejatimnow.com

Mahasiswa Demo Lagi, Tuntut Bupati Ponorogo Tuntaskan Masalah Sampah

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Mita Kusuma
Puluhan anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ponorogo berunjuk  rasa menuntut penyelesaian masalah sampah. (Foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)
Puluhan anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ponorogo berunjuk rasa menuntut penyelesaian masalah sampah. (Foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)

Ponorogo - Puluhan Mahasiswa di Ponorogo kembali turun ke jalan. Kali ini yang berunjuk rasa puluhan mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ponorogo.

Pantauan di lokasi, dalam aksi kali ini puluhan mahasiswa menduduki kantor Bupati Ponorogo. Demo tersebut nyaris ricuh. Puluhan mahasiswa mencoba meringsek masuk ke kantor Bupati Ponorogo.

Aksi saling dorong antara mahasiswa dan polisi terlihat. Namun sayang puluhan mahasiswa ini gagal bertemu dengan Bupati Sugiri Sancoko.

Ketua Cabang PMII Ponorogo, Agus Murjiranto mengatakan bahwa status di tempat pembuangan akhir (TPA) Mrican sudah overload. Air limbah juga sudah turun ke selokan.

Dari riset terungkap bahwa banyak sekali limbah ke selokan irigasi pertanian, mengalir ke sawah. Hal itu berdampak pada hasil panen buruk sekali.

"Panen petani itu turun 50 persen dari hasil maksimal, " ujar Agus selesai aksi, Jumat (1/4/2022).

Baca Juga: Sampah Overload di Ponorogo, Mahasiswa Tagih Janji Bupati Sugiri Sancoko

Baca juga:
Bau TPS Benteng Pancasila Usik Warga Mojokerto, Mas Pj Ali Gercep

Air limbah ini ini menyebabkan penyakit kulit. Karena airnya mengalir ke sawah milik warga. Gunungan sampah ini tercium radius 2 Km. Baunya sangat menyengat.

"Kami mengharapkan upaya dari pemerintah Kabupaten Ponorogo untuk betul-betul mencarikan solusi dan mengawal permasalahan ini sampai selesai, " tambahnya.

Dia menagih janji Bupati Sugiri Sancoko yang bisa mengurai permasalahan sampah. Pemerintah Kabupaten Ponorogo berencana untuk mengurangi jumah volume sampah yang masuk ke TPA Mrican dengan cara melakukan pengolahan sampah secara mandiri oleh masyarakat dalam bentuk pemilahan sampah organik dan an-organik dengan tujuan agar sampah yang masuk ke TPA mrican hanya sampah an-organik saja.

Baca juga:
Sampah di TPS 3R Mekarsari Waru Sidoarjo Capai 14 Ton Pasca Lebaran

Hal ini karena sampah organik diolah mandiri untuk dijadikan kompos, sedangkan sampah an-organik rencananya akan dikelola menjadi Briket sebagai sumber energi terbarukan (renewable).

"Namun, fakta di lapangan tidak sesuai dengan apa yang direncanakan. Sampah organik maupun an-organik di TPA tersebut menggunung dan mengeluarkan air limbah," tambahnya.


"Kita akan mengawal terus. Artinya tadi kita komunikasi audiensi, pingin mengawal ini, bahwasanya besok, di jam pagi, akan audiensi dengan Bapak Bupati, akan mengusut terus permasalahan ini sampai selesai," pungkasnya.