Kediri - Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana membangun laboratorium tanah untuk mengukur unsur hara makro dan mikro secara detail. Para petani di Kediri pun dapat mengetahui kesuburan lahan garapan dan tak lagi salah tanam.
Pembangunan laboratorium sekaligus sebagai bentuk keseriusan pemkab dalam mendukung pertanian di Bumi Panjalu. Nantinya, para petani yang ingin mengetahui kesuburan lahannya dapat datang membawa sampel tanah untuk diuji. Tanpa biaya alias gratis.
Mas Dhito mengatakan, 80 persen masyarakat di Kabupaten Kediri berprofesi sebagai petani. Dengan lahan pertanian yang ada, pihaknya telah memetakan kawasan argopolitan berdasarkan potensi yang dihasilkan.
"Kawasan argopolitan ini supaya petani tidak latah. Kalau di sini nanam cabe terus cabenya panen jangan sampe sebelahnya terus ikutan. Ini bergantung pada peta kesuburan tanahnya," kata Mas Dhito dalam keterangan yang diterima redaksi, Minggu (3/4/2022).
Hasil pemetaan, yakni kawasan Pakan Cupung (Pare, Kandangan, Puncu, Kepung) sebagai penghasil cabe. Lalu kawasan Sego Batam (Semen, Grogol, Banyakan, Tarokan, Mojo) dengan komoditas utamanya mangga podang, termasuk kopi. Kemudian, Palempari (Pare, Plemahan, Papar, Purwoasri) sebagai penghasil beras.
Untuk memetakan kesuburan tanah harus dilakukan pengukuran unsur dalam tanah yang dibutuhkan tanaman melalui uji laboratorium. Dengan begitu dapat diprediksi tingkat produktivitas serta cara peningkatan kesuburan lahan dengan sistem pemupukan yang terukur.
"Maka tahun 2022 saya buat lab tanah, untuk mengecek peta kesuburan tanah satu kabupaten," jelas Mas Dhito.
Laboratorium tanah yang berlokasi di sebelah selatan gedung convention hall SLG atau bekas bangunan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri itu melayani analisis uji kandungan tanah. Parameter uji meliputi PH tanah, C-organik, nitrogen, fosfor, kalium total tanah, kalium dapat ditukar, kalsium, magnesium, natrium, dan kapasitas tukar kation.
Sementara itu, pelaksana tugas Kepala Dispertabun Kabupaten Kediri Anang Widodo secara terpisah menambahkan, salah satu program prioritas Mas Dhito yakni Desa Inovasi Tani Organik atau DITO.
"Jadi dengan adanya kelangkaan pupuk, harapan beliau (Mas Dhito) petani bisa spesifik dalam pemupukan, jadi efisiensi bisa terjadi," terangnya.
Baca juga:
Pemkab Kediri Angkat Duta Genre Sebagai Role Model Lingkungan Remaja
Supaya pemupukan bisa dilakukan secara spesifik harus ada alat ukur, inilah penyebab pentingnya keberadaan laboratorium tanah. Sehingga unsur makro tanah seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, dan unsur mikro seperti kalsium, magnesium, natrium dan yang lain dapat diketahui secara detail.
"Hasilnya nanti berapa, standar yang dibutuhkan berapa, nanti kita sampaikan rekomendasi ke petani, bahkan sampai ke pemupukannya yang dibutuhkan berapa kita sampaikan," bebernya.
Bagi petani yang ingin mengujikan tanahnya, bisa datang ke laboratorium dengan membawa sampel tanah komposit minimal 1 kg untuk dianalisis. Menurut Anang, dalam satu hari bisa dilakukan uji enam sampel, sedang waktu tunggu seluruh parameter uji selama 10 hari.
"Laboratorium tanah ini cukup detail dan jarang sekali kabupaten lain memiliki, karena unsur makro dan mikro disini bisa diketahui," ucapnya.
Selain dari petani yang mengujikan tanahnya itu, petugas juga aktif melakukan uji sampel tanah. Hasilnya, semua akan terkoneksi di dalam sistem yang dimiliki Dispertabun menjadi peta tanah Kabupaten Kediri.
Baca juga:
Serahkan Sertifikat PTSL di 2 Desa, Pemkab Kediri Beri 3 Pesan Penting
Melalui peta tanah itu, dapat diketahui kondisi unsur makro dan mikro tanah saat uji sampel, termasuk progres kondisi tanah dari tahun ke tahun. Dengan begitu dapat diketahui manfaatnya, termasuk petani dalam melakukan pemupukan lahan akan lebih spesifik dan terukur.
"Ketika efisiensi bisa terjadi harapan kami kemandirian petani bisa tercapai dan tentunya kesejahteraan petani bisa meningkat. Itu yang diharapkan dari Mas Bup (Mas Dhito)," tuturnya.
Selain memiliki laboratorium tanah, bila diperlukan standarisasi secara mendadak di lapangan, pihaknya juga memiliki alat uji elektroda digital. Alat itu digunakan untuk menguji secara makro baik unsur nitrogen, fosfor dan kalium.
"Ke depan kita akan buat lab terpadu di gedung ini juga, selain lab tanah yang sudah ada, ada lab pasca panen, lab agency hayati, dan lab kultur jaringan," tutup Anang.
(ADV)