Pixel Codejatimnow.com

Ratusan Mahasiswa Kediri Ajak Wakil Rakyat Duduk Bareng di Aspal

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Yanuar Dedy
Suasana aksi mahasiswa di depan gedung DPRD Kabupaten Kediri. (Foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)
Suasana aksi mahasiswa di depan gedung DPRD Kabupaten Kediri. (Foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)

Kediri - Gelombang aksi mahasiswa yang menolak wacana penundaan pemilu dan tiga periode presiden terus berlanjut di Kediri, Selasa (12/4/2022). Ratusan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kediri Raya menggeruduk Gedung DPRD Kabupaten Kediri.

Massa aksi mengecam wacana penundaan Pemilu 2024 dan menolak perpanjangan masa jabatan presiden Joko Widodo menjadi tiga periode. Mahasiswa kecewa dengan derasnya isu tersebut di tengah carut marut permasalahan minyak goreng dan BBM.

Korlap aksi Handri Valentino, menuntut kalangan DPRD ikut memikirkan persoalan bangsa, melalui desakan untuk mengusut tuntas mafia minyak goreng. Mahasiswa menuding ada mafia yang sengaja mempermainkan harga minyak goreng, sehingga komoditas ini mengalami kenaikan harga dan langka.

"Kami dari mahasiswa menyampaikan tuntuan semua yang menjadi keluh kesah yang dirasakan oleh masyarakat menengah ke bawah. Yaitu, masalah BBM dan minyak goreng," ucap Handri.

Menurut massa aksi, pemerintah menaikkan harga BBM jenis pertamax di tengah harga minyak bumi dunia mengalami penurunan. Kenaikan harga pertamax yang tidak dibarengi dengan kebijakan pengawasan, yang mengakibatkan pertalite yang semestinya diperuntukkan bagi masyarakat menengah ke bawah, justru diserbu oleh kalangan atas. Alhasil BBM jenis ini langka dipasaran. Lagi-lagi masyarakat bawah yang jadi korbannya.

"Ketika pertamax dinaikkan, maka konsumsi masyarakat lebih ke pertalite. Bapak menteri bilang, pertalite subsidinya masih aman. Kalau yang konsumsi pertamax, beralih ke pertalite akhirnya membeludak dan tetap terjadi ke langkaaan. Akhirnya yang di desa-desa malah pertamax," tegasnya.

Mahasiswa menuntut wakil rakyat mencarikan solusi. Caranya, dengan mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas mafia yang sudah mengambil keuntungan pribadi dari kisruh ini.

Baca juga:
Video Demo Buruh di Surabaya Dramatis: Blokade Jalan, Tinggalkan Sampah, Tendang Petugas.

Aksi unjuk rasa mahasiswa ini sempat memanas ketika mahasiswa menerobos masuk ke Gedung DPRD Kabupaten Kediri, namun dihalang-halangi oleh aparat kepolisian.

Situasi mereda ketika Ketua DPRD Kabupaten Kediri Dodi Purwanto keluar menemui mahasiswa. Selanjutnya, mereka berdialog di tengah jalan raya sesuai permintaan mahasiswa yang ingin wakilnya merasakan hal yang sama.

Menurut Dodi, apa yang disuarakan oleh mahasiswa masih berada di batas kewajaran. Terkait kenaikan harga BBM jenis pertamax, pemerintah telah melakukan kajian dan pemberian subsidi silang untuk jenis pertalite. Sehingga pertalite dan solar dikhususkan untuk masyarakat kalangan menengah ke bawah.

Sementara terkait wacana penundaan pemilu, menurut Dodik, presiden sudah memutuskan untuk pemilu tetap digelar sesuai jadwal, yakni 14 Februari 2024.

Baca juga:
Ratusan Mahasiswa Geruduk Konjen AS di Surabaya, Tuntut Kedutaan Amerika Pergi dari Indonesia

"Terkait wacana penundaan pemilu dan perpanjangan jabatan presiden, itu hanya sebuah letupan, hanya sebuah wacana yang dilontarkan oleh tiga ketua partai dan lembaga survei menimpali. Kemudian Presiden Jokowi sudah memutuskan oleh presiden tidak ada penundaan Pemilu 2024," tegasnya.

Tapi Dodi memastikan tetap akan menyampaikan aspirasi mahasiswa ke DPR.

"Saya rasa tuntutannya sudah jelas, akan kita kirimkan sesuai permohonan adik-adik mahasiswa ke DPR RI," pungkasnya.