Pixel Codejatimnow.com

Mahasiswa ITS Ciptakan Rompi Pendeteksi Serangan Jantung Koroner

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito
Rompi pendeteksi serangan jantung koroner bikinan mahasiswa ITS (Foto-foto: Humas ITS/jatimnow.com)
Rompi pendeteksi serangan jantung koroner bikinan mahasiswa ITS (Foto-foto: Humas ITS/jatimnow.com)

Surabaya - Pekerja yang sering melakukan kerja lembur hingga larut malam berisiko mengalami gangguan dalam tubuh, salah satunya peningkatan risiko penyakit jantung koroner.

Melihat kondisi tersebut, lima mahasiswa dari Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan rompi pendeteksi serangan jantung koroner berbasis Internet of Things (IoT).

Mereka di antaranya Muhammad Cendekia Airlangga, Brilliant Rizqi Haqiqi, Renaka Agusta, Dwisainstia Aponno, dan Izzah Awwalin Khoirun Nisa.

Salah seorang anggota tim, Dwisainstia Aponno mengatakan, selain sebagai pendeteksi, rompi itu juga bisa digunakan sebagai pertolongan cepat karena juga berbasis deep learning yang terhubung dengan aplikasi berbasis ponsel cerdas sehingga diproyeksikan bekerja meniru proses kerja otak manusia.

Selain itu, ide tersebut berasal dari pengamatan kami atas fakta bahwa penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian utama di Indonesia.

"Sehingga kami melihat adanya kesempatan untuk membuat alat yang dapat digunakan dan akurat dalam mendeteksi serangan jantung," ungkap mahasiswi yang akrab disapa Enzy tersebut, Jumat (13/5/2022).

Sistem kerja rompi detektor serangan jantung koroner itu dijelaskannya. Para pengguna akan diberi peringatan melalui teleponnya untuk segera melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila terdeteksi adanya indikasi serangan jantung.

Lima mahasiswa Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) ITS pencipta rompi pendeteksi serangan jantung koronerLima mahasiswa Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) ITS pencipta rompi pendeteksi serangan jantung koroner

"Pada saat yang bersamaan, kondisi serta lokasi pengguna juga akan dikirimkan ke tenaga medis terdekat, sehingga pertolongan pertama dapat dilakukan secara ringkas dan tepat," bebernya.

Dengan tetap memperhatikan aspek kenyamanan pengguna, rompi tersebut dirancang dengan beberapa pertimbangan khusus. Seperti bahan dasar rompi menggunakan kain katun dengan berbagai komponen elektronik disematkan pada saku di bagian depan rompi.

Baca juga:
Mahasiswa di Surabaya Kembangkan Alat Daur Ulang Plastik Menjadi Bahan Bakar

"Kemudian terdapat lubang pada beberapa sisi sebagai jalur elektroda tempel dan kabel. Perancangan ini memudahkan tata letak komponen secara fleksibel yang tidak mengganggu aktivitas pengguna," urai gadis asal Malang ini.

Dalam proses pembuatannya, tim melakukan pembagian kerja berdasarkan subsistem alat untuk memastikan keseluruhan sistem dapat bekerja dengan baik. Subsistem yang dibentuk berupa pembacaan sensor dan pembacaan pengguna.

"Setiap anggota merakit komponen sesuai bagian masing-masing dan mengintegrasikan dengan jasa kurir dalam mengirim seluruh komponen," terang Enzy.

Proses tersebut kemudian berlanjut dengan pembuatan aplikasi pada ponsel pintar, memberi label pada data, serta melatih kecerdasan buatan yang dilakukan bersama-sama oleh tim secara daring.

"Untuk memastikan performa dari algoritma deep learning dalam klasifikasi masukan sinyal jantung, tim kami melakukan pengujian kepada pengguna dengan berbagai kondisi aktivitas seperti duduk, berjalan, dan berlari," urai Enzy.

Baca juga:
Pengmas UK Petra ACCESS 2023 Bantu Masyarakat Pesisir Sidoarjo Dapatkan Air Bersih

Dari hasil pengujian, rompi detektor serangan jantung tersebut mampu beroperasi dengan akurasi klasifikasi sebesar 90 persen dan memberikan hasil pembacaan yang baik ketika digunakan saat istirahat ataupun beraktivitas.

"Sehingga keseluruhan sistem mampu mendukung pertolongan cepat tanggap melalui integrasi antara rompi dengan aplikasi," tutur mahasiswa angkatan 2018 tersebut.

Melalui ide solutif tersebut, Enzy dan timnya ini telah berhasil sabet medali emas pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Tahun 2021 lalu. Ke depannya, rompi detektor serangan jantung ini akan dikembangkan lagi melalui modifikasi bagian komponen elektroniknya.

"Sehingga rompi akan mengonsumsi daya yang lebih kecil. Selain itu, komponen yang digunakan dapat diringkas lagi untuk menekan biaya produksi," pungkasnya.