Pixel Codejatimnow.com

PMK Mewabah, Bupati Lamongan Tegaskan Daging Sapi di Pasaran Aman Dikonsumsi

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat mencicipi kuliner bakso kikil di sela-sela kegiatan kontes hewan peliharaan.(Foto : Humas Pemkab Lamongan for Jatimnow.com)
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat mencicipi kuliner bakso kikil di sela-sela kegiatan kontes hewan peliharaan.(Foto : Humas Pemkab Lamongan for Jatimnow.com)

Lamongan - Bupati Lamongan Yuhronur Efendi memastikan daging sapi yang tersebar di pasaran maupun pelaku usaha kuliner aman untuk dikonsumsi. Meski belakangan ada wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak. Seluruh daging yang tersebar telah dikelola dengan tepat. Jadi meskipun terinfeksi PMK bisa dikonsumsi.

"Masyarakat tak perlu khawatir. Dengan pengolahan yang tepat yakni memasak daging di atas suhu minimal 100 derajat celcius dan dalam waktu cukup lama, daging sapi aman dikonsumsi,” ungkap pejabat yang akrab disapa Yes saat kontes hewan peliharaan di Alun-alun Lamongan, Minggu (22/5/2022).

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan Wahyudi menambahkan, sampai saat ini belum ditemukan bukti kuat bahwa virus PMK dapat menular ke manusia.

"Namun ada potongan hewan yang tidak boleh dikonsumsi apabila terinfeksi PMK. Antara lain kaki dan organ dalam atau jeroan, mulut, bibir dan lidah,” imbuh Wahyudi sembari menjelaskan sapi harus dipotong bukan mati.

Baca juga:
Melihat Dari Dekat Balai Ternak Senilai Rp500 Juta di Lamongan

Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan, ada 461 hewan ternak di 16 kecamatan yang terjangkit PMK per 21 Mei 2022. Dari 461 ternak tersebut, telah sembuh sebanyak 94 ekor.

Pemkab Lamongan telah melakukan percepatan penanganan hingga lokalisasi ternak sapi. Hal tersebut dilakukan untuk mengendalikan dan mengeliminasi penyebaran virus penyebab PMK.

Baca juga:
Kandang Ternak di Lamongan Terbakar, 3 Hewan Mati Terpanggang

Selain terus melakukan penanganan berupa pemberian antibiotik, vitamin, dan desinfektan, lokalisasi sapi berupa penutupan 2 pasar besar hewan hingga koordinasi dengan Polres Lamongan untuk mengontrol keluar masuk sapi dengan baik, telah dan terus dilakukan.

“Kami juga bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Hewan (FKH) Universitas Airlangga untuk memberikan edukasi dan contoh penanganan kasus PMK di lapangan, untuk mengeliminated jangan sampai PMK menyebar ke ternak lain seperti domba dan kambing," urai Wahyudi.